Jumat, 24 Februari 2012

PULAU DEWATA

Repost ulang sebuah puisi realita pulau dewata dari seorang sahabat yang mungkin bisa jadi perenungan bagi kita semua menuju ke arah yang lebih baik.

~PULAU DEWATA DALAM POTRETKU~

Kidung dan tembang mengiringi doa
Sesaji dan upakara melengkapi persembahyangan
Denting genta dan mantra mensakralkan puja Sang Pandita
Demikian terlaksana berabad-abad
Menjadi tradisi yang dipatuhi

Tradisi yang kemudian melembaga Lembaga yang diserahi kepercayaan dan keyakinan penuh
Setiap denting genta pasti punya getaran
Setiap mantram pasti sampai ke tujuan
Demikian terjalin saling kepercayaan
Antara umat dengan Sang Pandita
Ritual mempunyai nilai sakral

Ritual melahirkan anak anak asuhnya
Dari Siwalingga berdiri Padmasana
Dari Kidung lahir seni suara
Dari denting genta lahir gamelan
Dari mudra tercipta tarian
Dari puspa mewujud taman sari
Lestari jiwa mereka di antara para Dewa
Antara Mantra dengan kesenian yang mekar subur

Budaya merangkainya dalam sikap hidup
Itulah bahagia menurut kamus mereka
Orang luar menyebutnya Pulau Dewata
Demikian warisan diturunkan
Terjalin harmoni yang hidup
Antara yang sakral dengan yang seni

Di saat ajaran mulai melapuk oleh kikisan jaman
Anak cucu hingar bingar dalam bahasa pembangunan
Sesepuh sibuk menterjemahkan Pustaka suci
Ke dalam bahasa birokrasi dan pembangunan
Bahasa birokrasi.....milik siapa?
Elite Pemerintahan
Bahasa Pembangunan ciptaan siapa?
Elite politik
Dimana ajaran tersimpan?....Di Pustaka Suci
Siapa membaca Pustaka Suci?.....Pemimpin umat dan ilmuwan
Kepada siapa puja ditujukan?......kepada para Dewa
Dimana wajah Tuhan...?......Sepi
Dimana terminal Nurani umat bertemu Tuhan?....Di ritual

Hatiku menangis bagai diiris sembilu
Jangan jadikan Tuhan lembaga perwakilan

=Goesde Tantrayana G=

Kamis, 23 Februari 2012

SENYUM YANG MEMIKAT

Pada suatu hari Krishna, Balarama dan Satyaki yang ketika itu masih kecil berumur kira-kira lima atau enam tahun, semuanya tersesat dihutan yang lebat dan saat itu malam mulai tiba, mereka tidak tahu jalan pulang ke Gokulam. Tentu saja itu adalah siasat Krishna. Pada saat sekecil itupun Ia tidak melakukan sesuatu tanpa arti yang dalam dibaliknya dan tujuannya selalu mengajarkan hal-hal yang baik pada seseorang.

WELAS ASIH

Perasaan yang penuh pengertian dan perasaan welas asih adalah sumber energi yang sangat kuat.
Pengertian dan welas asih ini selalu bertolak atau berseberangan dengan kebodohan dan kepasifan.
Ketika kita berpikir bahwa welas asih berarti pasif, lemah, penakut, menerima begitu saja dan tidak menentang ketidakadilan, maka kita tidak tahu arti sebenarnya dari pengertian welas asih .
Pengertian dan welas asih itu sebenarnya adalah pejuang dan pahlawan yang telah mendapatkan banyak kemenangan.

Minggu, 19 Februari 2012

PERAN SEORANG IBU

Setelah pertempuran di Kuruksetra. Krishna mengunjungi ratu Gandhari untuk menghiburnya. Ratu Gandhari menyalahkan Krishna, "Walaupun Paduka seorang Awatara, bagaimana paduka bisa demikian pilih kasih?. Paduka mendukung Pandawa, tetapi tidak dapat menyelamatkan sekurang-kurangnya satu saja dari seratus anak kandung saya?"
Krishna menjawab, "Saudariku, saya tidak bertanggung jawab atas kematian anak-anak anda. Anda sendirilah yang bertanggung jawab"

5 DANA

Si miskin bertanya kepada Sang Buddha: "mengapa saya sangat miskin?"
Buddha: "karena anda tidak pernah berdana!"

Si miskin: "apapun saya tak punya, bagaimana bisa berdana?"
Buddha: "walaupun tak punya harta, tapi anda masih bisa mendanakan 5 Hal:

1. Dana Rupa--->mengerjakan segalanya disertai senyuman.

2. Dana Kata-kata---> perbanyak kata-kata penyemangat, sanjungan, dan kata yang menghibur.

3. Dana Hati---> bukalah Hati untuk orang lain.

4. Dana Mata---> lihatlah orang di sekitar kita dengan pandangan welas asih.

5. Dana Tubuh---> bantulah orang lain dengan tenaga kita.

Sahabat.....
Semua orang bisa dan dapat berdana asalkan Ada kemauan
Harap dapat disebarkan, cara berdana ini, karena kebajikannya tak terbatas :)
Semoga kedamaian selalu menyertai kita semua....

Sabtu, 18 Februari 2012

MENGUCAPKAN KEBENARAN

Pada suatu hari Dewi Parwati bertanya kepada Siwa, "Yang Mulia, Saya mendengar ada tempat suci untuk memuja Paduka bernama Kashi. Siapapun yang mengunjungi Kashi dan mempersembahkan doa kepada Paduka setelah mandi di sungai Gangga akan mendapatkan pahala untuk datang ke Kailasa dan tinggal disini selamanya. Benarkah itu?"
Siwa menjawab, "Tidak semua orang dapat memperoleh pahala itu. Hanya mengunjungi Kashi dan mempersembahkan puja kepada patung-KU tidaklah cukup. Sekarang akan KU jelaskan kepada-MU. Marilah kita ke Kashi sebagai pasangan jompo. Engkau harus melakonkan suatu drama"

Jumat, 10 Februari 2012

Mencairkan Gunung Es

Kebanyakan dari kita merasa pasti bisa mengubah orang lain asalkan mau berusaha dan rasa kepastian ini mendorong kita untuk bersikap sembarangan dalam memberikan nasihat. Kita merasa niat baik kita untuk mengubah orang lain akan secara otomatis membuahkan hasil seperti yang kita inginkan, yaitu berubahnya orang yang kita nasihati tersebut. Kita menganggap bahwa niat niat baik saja sudah cukup untuk melakukan perubahan.
Sayangnya prasangka kita yang seperti itu salah besar.

KEBANGGAAN DIRI

Pernahkah kita memperhatikan diri kita sendiri, bahwa kebanggaan diri yang berlebihan itu sering kali malah menimbulkan kebodohan dan kekonyolan dalam sikap dan tidakan kita untuk menjaga gengsi.
Banyak dari kita tidak suka jika dikatakan sebagai orang yang ketinggalan zaman. Banyak pula dari kita yang tidak suka merasakan jika gengsi kita turun atau merosot.

Cahaya di Ujung Terowongan

Kecemasan selalu merupakan suatu masalah bagi kita. khususnya ditempat kerja. Kita merasa bahwa apa yang kita kerjakan kurang baik atau kurang cepat, ada orang lain yang menggosipkan kita dan karena kita kurang cepat atau kurang berkompeten seperti orang lain, kita merasa mungkin kita akan dipecat, bagaimana kita bisa membiayai diri kita atau keluarga kita?. Bagaimana kita bisa menyediakan makanan untuk keluarga kita?
Pikiran2 ini akan terus muncul sampai kita betul-betul merasakan takut akan hidup dijalan, dengan menengadahkan tangan untuk menjadi pengemis.

Kamis, 09 Februari 2012

Ida Resi Agung Pinatih – Menapak Jalan Kesucian

1. Murdha Wakya

Ida Resi Agung Pinatih bertempat tinggal di desa Penatih di pinggiran kota Denpasar. Sebuah desa yang kini mulai ramai karena perkembangan kota, sebuah desa yang berada tidak jauh dari Universitas Hindu Indonesia. Di Pesramannya yang sepi namun dipenuhi oleh sejumlah patung, juga tapel barong, dan barongnya sendiri, menyebabkan Pesraman tersebut terlihat mengandung misteri spiritual.
Pada tanggal 23 Pebruari 2001, yang juga bertepatan dengan hari ulang tahun Parisada Hindu Dharma Indonesia, kami mengadakan perbincangan yang cukup panjang dengan beliau. Beliau begitu menaruh perhatian dan menjawab pertanyaan kami dengan berbagai argumentasi dan perumpamaan yang sangat menarik. Diskusipun berlangsung sekitar 4 jam, yaitu sampai pukul 23.00 Wita. Inilah Pandita yang sangat langka karena beliau tidak saja sibuk melayani umat, tetapi juga tetap mampu melaksanakan walatanda (memahat dan mematung), sekaligus mulus (mewarnai). Suatu pekerjaan yang ternyata dilaksanakan berdasarkan aturan-aturan yang sangat ketat, terlebih lagi semua karya seni ini adalah karya spiritual untuk kegiatan keagamaan. Inilah seorang Pandita yang juga menulis karya sastra, menyalin karya-karya terpilih menyangkut kepanditaan. Inilah seorang Pandita yang juga menaruh minat besar pada permata (Soca) yang kemudian diberikan kepada para pinandita lain (pemangku), yang juga dipakai untuk ngelukat (menyucikan) umat yang memerlukan.

Rabu, 08 Februari 2012

SEMU KE ASLI

Sekarang ini banyak tokoh politik, tokoh agama & masyarakat mengeluarkan pendapat bahwa banyak orang melakukan upacara atau berupakara dengan menggunakan sarana banten mulai menyimpang dari hakikat "Weda", karena melakukan upacara, membuat banten dengan biaya yang amat besar & tidak bisa memaknai kaidahnya sehingga dikatakan berupacara "Semu".
Kalau kita coba pikirkan hal berikut ini, bila berupacara seperti yang disebutkan di atas adalah "Semu & tidak ada gunanya", bukankah mendirikan pelinggih-pelinggih & memuja arca manifestasi Tuhan juga merupakan hal yang "Semu?"

DAMAINYA SEBAIT DOA

Dikala kita dalam keadaan lemah, gentar dan ketakutan, doa akan membuat kita menjadi teguh dan kuat. Bila kita dalam keadaan lemah dan kita tidak berdoa, maka kita akan jatuh kedalam kekalahan.

Doa tidak saja mencari kehendak Tuhan, tetapi juga dapat mengerti kehendak Tuhan. Melalui doa, Tuhan menyingkapkan hal-hal yang tidak kita ketahui dan memberikan hikmat yang luar biasa. Hikmat Tuhan akan membawa kita pada kedamaian.

Menyadari betapa pentingnya berdoa dan selalu melakukannya, pastilah berkehidupan dalam kedamaian. Doa adalah nafas hidup bagi seorang pemuja Tuhan. Tanpa pemujaan maka rohani kita pasti mati, orang yang demikian bukanlah orang yang hidup dalam kedamaian.

Dipagi yang membahagiakan ini marilah kita ciptakan suatu kebiasaan berdoa. Marilah kita tetap berdoa, karena berdoa berarti kita mengizinkan Tuhan bekerja menggenapi berkah-berkah Tuhan dan melakukan bagian2 yang tidak mampu kita lakukan.

Astungkara

KEMARAHAN

Mengapa kita tidak boleh marah ?.
Karena pada saat kita dilanda marah, kita kehilangan kesadaran.
Orang yang marah mudah sekali terpancing perasaannya dalam keadaan yang tidak menentu dan yang diliputi oleh kemarahan sudah pasti panas hatinya.
Kalau kita pikir bahwasannya semua orang pasti bisa marah dan untuk menjadi marah tidak dibutuhkan suatu keahlian, tidak diperlukan modal dan juga tidak diperlukan latihan.

BERDOA TAK HARUS MENUNGGU WAKTU

Ada sebuah rumah tangga yang dalam kehidupannya dapat dikategorikan kehidupan kelas menengah, hidup berkecukupan.
Tampak seorang istri yang sangat taat beribadah dan setia pada suaminya seringkali mengingatkan suaminya dan memohon pada suaminya agar mau berdoa sebentar saja dan memuja Tuhan dengan hormat.
Tetapi suaminya tidak pernah mau menurut dan ia berkata, "aku tidak pernah mempunyai waktu untuk itu, sebab dengan berdoa berarti aku akan membuang-buang waktu dengan sia-sia dan berdoa hanyalah baik dilakukan pada saat usia sudah lanjut atau ketika proses lahir dan batin mengalami kemunduran yang wajar.

MANIFESTASI KEMARAHAN

Pada suatu ketika kemarahan saya sedang memuncak dan pada saat itu pula saya bertemu dengan seorang tokoh spiritual. Tokoh spiritual ini menganjurkan kepada saya untuk mengekspresikan kemarahan saya agar saya bisa merasa lebih baik. Dia menyarankan pada saya untuk mengatakan sesuatu atau melakukan hal-hal yang mengizinkan kemarahan saya keluar, seperti mengambil sebatang kayu kemudian dipakai untuk memukul benda-benda yang ada atau membanting pintu dengan sekuat tenaga. Tokoh spiritual ini percaya bahwa inilah caranya untuk menyalurkan energi kemarahan yang ada didalam diri saya.

Selasa, 07 Februari 2012

YANG BAIK DAN YANG JAHAT

Pada suatu hari Krishna memanggil Duryudana dengan maksud mengujinya. Ini terjadi sebelum perang Bharatayudha. Krishna mengatakan pada Duryudhana, "Hai Duryudana....!. Aku ingin melakukan sesuatu yang penting dan Aku sedang mencari seseorang yg baik dan mempunyai sifat-sifat yang baik. Aku ingin engkau mencarikan Aku orang itu...!"
Setelah mendengar perintah Krishna, Duryudhana mencari orang yang seperti itu, ia mencari kemana-kemana dan setelah beberapa harinya ia mengatakan bahwa tidak ada orang yang benar-benar memiliki sifat baik dan jika ada orang yg demikan, yang terbaik adalah dirinya (Duryudhana) sendiri dan bahwa ialah yang paling mendekati kriteria ideal tersebut. Krishna menyuruh pergi Duryudhana.

JANGAN TERLALU CEPAT MENYALAHKAN ORANG.

Kisah ini terjadi ketika Sri Rama sedang sibuk dalam pertempuran yang dahsyat di Langka melawan Rawana.
Pada suatu hari ketika pertempuran sudah hampir selesai, seorang anak yang digendong dipinggul seorang raksasi, terluka karena kena panah nyasar. Ibunya menjatuhkan anak itu dan melarikan diri.
Melihat itu, Lakshmana berkata kepada Rama, "Lihatlah Kak, betapa tidak berperasaannya para raksasi ini!. Mereka bahkan tidak mencintai anaknya sendiri"

EMPAT LILIN

Ada 4 lilin yang menyala,
Sedikit demi sedikit habis meleleh.
Suasana begitu sunyi sehingga terdengarlah percakapan mereka.
Lilin Yang pertama berkata:
“Aku adalah Damai
Namun manusia tak mampu menjagaku: maka lebih baik aku mematikan diriku saja!”
Demikianlah sedikit demi sedikit sang lilin padam.
Lilin Yang kedua berkata:

Senin, 06 Februari 2012

SUDUT PANDANG

Pada suatu pagi, saya mencoba berjalan kaki mengitari pedesaan dimana jalannya penuh berbatu, saya berjalan tanpa menggunakan alas kaki, ini sebuah keputusan yang kemudian saya sesali karena berjalan kaki tanpa alas kaki di jalanan berbatu bukanlah sebuah pengalaman yg menyenangkan. Tidak lama setelah itu saya berbagi cerita pada seorang ahli pijat refleksi dan ia mengatakan, "Oh, bagus sekali".
Ketika saya menanyakan lebih lanjut apa artinya, ia menjelaskan bahwa menurut beberapa sistem pengobatan kuno, menekan beberapa titik di telapak kaki dapat menstimulasi aktivitas dari berbagai sistem organ, sehingga hal ini mendukung kesehatan. Mereka-mereka yang mengenal refleksiologi mungkin sudah memahami potensi manfaat yang dihasilkan dari latihan ini, tetapi untuk saya, ini adalah sebuah gagasan baru.

10 AJARAN MAHATMA GANDHI

1. Change Yourself. "You must be the change you want to see in the world."
=Kau sendiri mesti menjadi perubahan seperti yang kauinginkan terjadi dalam dunia ini=
Perubahan mesti dimulai dari diri sendiri. Janganlah mengharapkan perubahan dari dunia luar. Janganlah menunda perubahan diri hingga dunia berubah. Coba perhatikan, dunia ini senantiasa berubah. Dirimu saja yang tidak ikut berubah. Maka, kau menciptakan konflik antara dirimu dan dunia ini.
2. You are in Control. "Nobody can hurt me without my permission." = Tak seorang pun dapat menyakitiku bila aku tidak mengijinkannya =

SETIAP TINDAKAN TUHAN ADA MAKSUDNYA.

Kesombongan Arjuna dihancurkan dalam peperangan oleh Krishna dengan cara yang menarik. Pada suatu sore, ketika pertempuran hampir selesai, Arjuna merasa bangga bahwa Krishna adalah "Sais dan Pelayannya". Ia merasa bahwa sebagai majikan, ia harus turun dari kereta setelah Krishna dan bukannya sebelumnya. Maka hari itu ia mendesak agar Krishna turun lebih dulu. Tetapi Krishna keras kepala, katanya Arjuna harus turun lebih dulu.
Setelah lama meminta, protes dan memohon, Arjuna turun dengan amat tidak rela sambil menelan kesombongannya. Kemudian Krishna turun dan tiba-tiba kereta itu terbakar!.

KESOMBONGAN MERUNTUHKAN BHAKTI

Setelah memenggal 10 kepala Rahwana dan membebaskan Sita, Rama dan Wibisana serta beberapa pengikutnya yangg tersisa kembali ke Ayodya. Setelah penobatannya selesai, semua undangan kembali ke rumahnya masing-masing.
Wibisana atas kehendak Rama harus tinggal  beberapa lama lagi, masalahnya sekarang, bagaimana pengikut Wibisana kembali ke alengka karena jembatan (Situbanda) yang akan dilalui telah dimusnahkan.
Bagi Wibisana hal tersebut mudah diatasi. Kemudian ia mengumpulkan daun-daun kering dan menulis nama "SRI RAMA" dan menaruhnya dalam sebuah simpul sepotong kain dan meminta pengikutnya untuk menggenggam dan Wibisana berkata "Peganglah simpul ini dengan kuat dan celupkan ke dalam samudra yang akan memberimu keselamatan".

DIMANAKAH TUHAN ?

Suatu hari seorang pertapa yang mengenakan jubah kuning kebetulan masuk di sebuah desa yang penuh orang atheis. Ia menjumpai sekelompok anak muda durhaka yang menantangnya agar memperlihatkan bahwa Tuhan yang dipujanya benar-benar ada. Ia berkata bahwa ia sanggup, tetapi sebelum melakukannya ia minta secangkir susu.
Ketika susu itu dibawa kehadapannya, tidak diminumnya, tapi ia duduk memandangnya, lama dan diam, dengan rasa ingin tahu yang meningkat anak-anak muda itu kehilangan kesabarannya.

Minggu, 05 Februari 2012

SEORANG PEMUJA YANG BESAR

Pada suatu hari Arjuna bertanya kepada Krishna, "Tuhanku, apakah Engkau memiliki seorang bhakta yang sedekat Engkau dan Aku?"
Sri Krishna sedang berdiri di atas puncak bukit dan berkata sambil menunjukkan seseorang di bawah sana, "Lihatlah, ada seorang laki-laki yang sedang bekerja di sawah itu, pergilah dan temui dia dan ia akan memberikan jawabannya".
Arjuna menemui orang itu yang sedang sibuk memakan rumput kering. Meskipun ia sedang mengerjakan sebuah kebun sayur-sayuran yang menghijau. Arjuna berpikir mengapa Krishna mengirimku kemari pada orang gila seperti ini. Bagaimanapun akhirnya bertanya, "Tuan, apa yang sedang tuan kerjakan?"
Orang itu menoleh dan berkata, "Tidakkah engkau lihat?. Aku sedang menikmati makan siangku".
Arjuna bertanya kembali, "Ada begitu banyak sayur hijau di sini, mengapa tuan memakan rumput yang kering?".

MENANGISI KEMATIAN

Pada suatu hari Brahma bertanya kepada Narada yang bijaksana, "Hai Narada, hal apakah yang paling mengherankan yang engkau lihat di bumi?".
Narada menjawab, "Hal yang paling mengherankan yang saya lihat di bumi adalah orang yang hampir mati menangisi orang yang mati. Mereka sendiri yang setiap saat mendekati kematian, menangisi yang telah mati, seolah-olah tangisan mereka mempunyai akibat baik untuk menghidupkan lagi yang telah mati atau mencegah kematian mereka sendiri".
Brahma meminta Narada untuk mengatakan hal yang mengherankan lainnya. Narada berkata, "Setiap orang tahu akibat dosa, walaupun demikian, tetap saja melakukan dosa. Setiap orang amat sangat ingin mendapatkan hasil dari pahala, tetapi setiap orang enggan melakukan perbuatan yang berpahala".
by Bhagawan Baba.

VALENTINE DARI PERSPEKTIF HINDU

Sebentar lagi sebagian besar remaja-remaja putri di seluruh belahan dunia akan disibukkan dengan agenda mereka membeli kado dan cokelat. Seluruh toko-toko souvenir dan pernak pernik berbau cinta dan kasih sayang akan dipadati oleh para remaja, demikian pula pedagang cokelat akan ramai diserbu pesanan cokelat cinta pada saat itu. Hari itu adalah tanggal 14 Februari, hari yang sebagian orang lebih dikenal dengan hari Valentine (Valentine Day). Hari Valentine dimaknai sebagai hari kasih sayang, yang lebih sempitnya lagi saat dimana seorang wanita memberikan cokelat atau kado kepada laki-laki yang mereka sayangi, atau yang mereka sukai secara spesial. Hal itu tidak hanya terjadi di luar negeri saja, tetapi di Indonesia pun para remaja tidak kalah antusiasnya merayakan hari tersebut. Semua ini karena pengaruh globalisasi. Globalisasi merupakan tantangan dan sekaligus peluang bagi eksistensi Agama Hindu. Tidak ada satu bangsa atau budaya apapun di belahan dunia ini yang tidak terlepas dari globalisasi atau era kesejagatan yang demikian tampak pesat mendera setiap bangsa. Berbagai produk budaya global telah merambah berbagai aspek kehidupan.

KAKAWIN SUTASOMA


Kakawin Sutasoma adalah sebuah kakawin dalam bahasa Jawa Kuna. Kakawin ini termasyur, sebab setengah bait dari kakawin ini menjadi motto nasional Indonesia: Bhinneka Tunggal Ika. Motto atau semboyan Indonesia tidaklah tanpa sebab diambil dari kitab kakawin ini. Kakawin ini mengenai sebuah cerita epos dengan pangeran Sutasoma sebagai protagonisnya. Amanat kitab ini mengajarkan toleransi antar agama, terutama antar agama Hindu-Siwa dan Buddha. Kakawin ini digubah oleh mpu Tantular pada abad ke-14.