The Dating of the Old Javanese
Uttarakanda
S.Supomo, Australian National
University
Untuk waktu yang
lama, sisipan dianggap sebagai semacam penyakit dalam literatur jawa kuno.
Sekecil apapun gejalanya, penyunting selalu diharapkan berhati-hati dalam
mendekati sebuah kakawin dan harus cepat memutuskan: bagian-bagian yang
dicurigai diletakkan di dalam kurung kotak. Bagian yang sakit ini pada umumnya
tidak tersentuh karena itu sudah diterima sebagai kebiasaan umum diantara
generasi awal peneliti jawa kuno, seperti Kern, Juynboll dan Poerbatjaraka. Itu
mungkin disebabkan oleh prasangka buruk terhadap apapun yang dianggap sebagai
sisipan bagi murid jawa kuno (yang juga mendapat sanskrit dalam pendidikan
mereka dan familiar dengan teori bahwa Uttarakanda adalah edisi terakhir dari
teks asli Ramayana Walmiki. Hanya sedikit perhatian pada kerja salinan Jawa Kuna.
Demikianlah meskipun keberadaanya telah diketahui setidaknya dari waktu
pengumuman dari laporan Friederich’s di tahun 1849-50. Uttarakanda Jawa Kuna
belum diterbitkan secara menyeluruh. Di lain pihak, sebagian besar adaptasi
dari parwa epos Mahabharata yang sampai kepada kita, beberapa bagian dari
mereka telah dipublikasikan, dan beberapa bagian dari mereka telah diterjemahkan
dan didiskusikan.