Ganesha dikenal sebagai dewa,
suatu kekuatan Tuhan pembawa keberuntungan dan penghancur segala rintangan. Ia
juga dikenal sebagai kekuatan kebijaksanaan, kesejahteraan, kesehatan dan
kebahagiaan. Pun ia dikenal sebagai salah satu dari lima kekuatan utama keilahian,
Brahma – Penciptaan, Wishnu – Pemeliharaan, Shiva – Pendaur-ulang, Shakti –
Energi dan Ganesha – Pembawa keberuntungan dan penghancur rintangan. Tugas
Ganesha dalam diri adalah sebagi penjaga kesadaran.
Dikisahkan kala Dewi Parwati
sedang mandi, dia ingin dijaga agar pembersihan dirinya dapat berjalan dengan
sempurna. Sang Dewi meminta Nandi, lembu Shiva untuk menjaganya. Semua gangguan
ditahan oleh Nandi, akan tetapi saat Shiva datang, Nandi mengenalinya dan membiarkan
Shiva masuk ke rumah Parwati. Sang Dewi kurang berkenan, harus ada penjagaan,
harus diketahui olehnya lebih dulu sebelum memasuki rumahnya. walaupun Shiva
yang datang dia harus tahu. Kemudian Sang Dewi menciptakan seorang anak bernama
Ganesha yang diciptakan dari pasta kunyit pembersih diri.
Pada suatu saat Shiva dengan
pasukannya datang dan Shiva ingin masuk tetapi ditahan oleh Ganesha, “Saya
harus lapor dahulu kepada Bunda sebelum Kau masuk!” Shiva tersinggung dan
menyuruh pasukannya menyingkirkan Ganesha, akan tetapi seluruh pasukan Shiva
dapat dikalahkan sang anak. Shiva marah dan kemudian turun tangan sendiri dan
akhirnya dapat memenggal kepala Ganesha. Sang Dewi marah, “Aku harus sadar,
baik kebaikan ataupun keburukan yang datang, aku harus tahu, untuk itulah aku
menciptakan Ganesha! Alam akan kumusnahkan bila dia tidak hidup kembali.
Kemudian setiap makhluk harus memuja dia sebelum melakukan sesuatu agar
dilindungi olehnya!” Shiva mengakui kesalahannya dan Brahma, Sang Pencipta
datang, berupaya menenangkan Sang Dewi. Dan, kemudian Brahma meminta pasukannya
untuk mencari makhluk yang sedang lewat untuk dipotong kepalanya untuk
menggantikan kepala Ganesha. Pasukan Brahma datang membawa kepala Gajah yang
kemudian dipasangkan sebagai pengganti kepala Ganesha, dan Ganesha hidup
kembali. Shiva mengakui bahwa Ganesha adalah putranya dan disebut Ganapati,
raja dari semua jenis makhluk.
Dewi Parwati adalah salah satu
wujud dari Parashakti, Energi Agung, Energi Awal Mula. Parashakti tersebut juga
ada dalam diri manusia. Kala manusia sedang mensucikan dirinya, dia dijaga
Nandi, karakter Ilahi dalam diri, sehingga segala gangguan dijaga, tetapi kala
keilahian datang dia mengenalinya, sehingga dia membiarkan keilahian datang
tanpa sepengetahuan orang yang sedang mensucikan dirinya. Shakti dalam diri
ingin dia sadar kala siapa pun yang datang, maka dia menciptakan Ganesha yang
menjaganya dengan setia, tidak membedakan yang baik atau yang buruk datang.
Ganesha adalah penjaga rahasia Sang Dewi dalam diri. Ketika Shiva, sebagai
penguasa Ilahi datang dia pun harus memberitahukan kepada Sang Dewi yang
bersemayam di dalam diri. Shiva akhirnya memenggal kepala Ganesha, Shiva ingin
memotong ego, identitas tingkat rendah yang menjaga Sang Sewi. Sang Dewi marah,
dan berkata bahwa tanpa ego, jiwa akan kehilangan minat untuk hidup. Segala
ciptaan akan hancur. Bila semua makhluk tanpa ego, maka tidak ada panggung
sandiwara kehidupan. Shiva mengakui kebenaran Sang Dewi. Akhirnya ego yang
rendah tingkatnya digantikan dengan ego yang meluas, kepala yang kecil
digantikan dengan kepala Gajah yang besar. Pada waktu seseorang mensucikan
dirinya, maka egonya meluas, dari “aku” yang sempit berganti kepada “kita yang
meluas”. Sebelum ego terpenggal orang harus melalui keadaan ego yang meluas.
Orang yang egonya terpenggal sudah tidak sesuai sistem dunia, dia perlu
melanjutkan evolusi entah ke dunia mana……
Ganesha yang berkepala gajah
disebut Ganapati. Gana merupakan semua makhluk dari hewan kecil, hewan besar,
manusia dan makhluk yang lebih halus. Manusia harus menghormati dan melayani
semua makhluk, yang dilambangkan sebagai Ganapati dan manusia tersebut akan
dihilangkan segala rintangan dalam kehidupannya. Sebelum mencapai Sang Dewi, manusia
harus mendapat restu dari Ganesha, “aku”-nya sudah meluas menjadi “kita”.
Manusia yang bertindak, menghormati dan melayani kepentingan umum, kepentingan
alam semesta dan bukan hanya kepentingan diri pribadi. Untuk mencapai keadaan
tersebut, manusia harus melakukan “subha karma”, “karma yoga”, melayani
kepentingan umum dan alam semesta.
Memperhatikan simbol Ganesha,
nampak bahwa wahana, kendaraan Ganesha adalah tikus. Tikus merupakan simbol
dari hewan rendah dan Gajah adalah simbol hewan tertinggi dan terkuat. Tubuh
manusia berkepala gajah dan mengendarai tikus, mewakili wujud semua makhluk.
Dalam simbol para dewa, kekuatan Ilahi dapat dilihat bahwa hampir semua dewa
mengendarai asura/hewan yang telah dikalahkannya. Demikian juga Ganesha telah
mengalahkan tikus keserakahan. Kepala dan telinga yang besar memiliki makna
bahwa ia telah mempunyai kebijaksaan yang besar lewat mendengar dan merenungkan
kebenaran. Mulut Ganesha kecil, dia sedikit berbicara. Matanya juga kecil, dia
pandai berkonsentrasi. Kepala berbelalai melengkung adalah simbol aksara Om. Om
adalah suara awal. Kemudian gajah adalah vegetarian dan mempunyai sifat yang
tenang walau dia menyimpan kekuatan yang luar biasa. Belalai gajah dapat
melakukan tindakan kasar seperti mencabut pohon ataupun mengambil helai jerami
yang kecil. Ini merupakan simbol kekuatan memilah, viveka.
Di tangan kanannya, Ganesha memegang
kait ankusa dan di tangan kirinya
memegang jerat paasa. Dia menjinakkan
pikiran yang liar dan kemudian mengikatnya agar tetap dekat dengan keilahian.
Dia juga memegang sepiring manisan Mothakam.
Manisnya pengetahuan dan sukacita saat melakukan perjalanan spiritual. Perut
besar Ganesha berisi seluruh alam semesta. Dia mampu menerima dan mencerna
pengalaman apa pun. Kaki Ganesha yang satu menapak di tanah sedang lainnya
mengarah di atas. Dia hidup di dunia seperti manusia, tetapi sebagian kakinya
berpijak pada keilahian. Di dekat kaki Ganesha tersedia berbagai jenis makanan.
Lambang dari kesejahteraan. Gading Ganesha dipakai untuk menghancurkan
kejahatan dan potongan gading yang dipegang digunakan untuk menulis. Dikisahkan
bahwa Ganesha menulis Mahabharata. Ganesha mengorbankan kekuatannya untuk
menulis.
Di hutan belantara duniawi, kala
Gajah Ganesha bergerak, ia membuat jalan bagi para pengikutnya. Perjalanan para
pengikutnya lebih mudah setelah
rintangan di depan dibersihkan oleh Ganesha. Ganesha dalam diri adalah
wisdom, kebijaksanaan sebagai pembuka jalan. Ganesha memiliki kekuatan ilahi
yaitu Siddhi (kekuatan batin) dan Ridhi (kemakmuran)…….. Bila seseorang
membangkitkan Ganesha dalam diri, maka otomatis Shiva dan Shakti akan hadir
mendampingi sang putra.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar