Selasa, 31 Juli 2012
SEBUAH TUJUAN
PENEBANG KAYU
KWANGEN SEBAGAI SIMBOLISASI OMKARA
Senin, 30 Juli 2012
Bija atau Wija
Mahabharata
Kepahlawanan Bhisma
Puja Tri Sandhya
Rabu, 25 Juli 2012
Hanoman: Pemuja yang setia dan berbhakti
NASIHAT TETUA: JALAN KEHIDUPAN
HADIAH TERBAIK
KECERDASAN
MENULIKAN TELINGA
Kamis, 19 Juli 2012
Tumpek Wariga: Monumental Hari Bumi
Setiap kali perayaan hari Tumpek Pengatag, sekelumit doa sederhana itu senantiasa terucap dari orang tua kita dahulu hingga saat ini pun masih terngiang di telinga. Doa itu mengandung penghargaan agar sang pohon bisa berbuah lebat. “Nged” adalah kosa kata bahasa Bali yang berarti berbuah banyak /lebat, sehingga bisa digunakan untuk keperluan upacara hari raya Galungan yang jatuh 25 hari berikutnya.
Sejarah Banten di Bali dan Aspek Upacara Hindu
Rabu, 18 Juli 2012
Wijayakusuma: Kembang Sri Krshna
Pacaran Sehat: Kajian Susastra Hindu
Senin, 16 Juli 2012
Keikhlasan: Pintu Pembuka Surga
Sang pendeta merasa diri sangat dekat dengan Tuhan karena setiap hari memberikan dharma wacana kepada umat tentang hakikat ke-Tuhanan, dari ini merasa diri bahwa pada saat kematiannya sudah pasti akan mendapatkan surga.
Karna seorang pejuang berprinsip
Jumat, 13 Juli 2012
Kekuatan Sebuah Persahabatan
Minggu, 08 Juli 2012
Cumbuan Kehidupan
Banyak hal yang terjadi dalam hidup ini tanpa pernah kita duga, sekarang senang bisa pula sebentarnya lagi penuh derai air mata. Itulah yg membuat perasaan kita terombang-ambik bak perahu kecil di tengah samudra kehidupan yg luas. Kadang dibawa ke kanan, kadang dilempar ke kiri. Seperti itulah hidup ini, yang tak punya tujuan dan pegangan hidup niscaya deburan ombak akan menghempaskannya pada kegelisahan mendalam akan riak-riak ombak kehidupan yang kian waktu menciumi perahunya. Tak ayal pula ciuman mesra sang ombak kian lama membuat perahunya terbuai akan ayunan gelombang samudra hingga terbalik tak berdaya tenggelam dan karam. Tetapi bisa juga bagi mereka yang mampu memberikan perlawanan pada ciuman hangat nan mesra itu terlecut birahinya, semakin bergairah mengarungi samudra bersama cumbuan sang ombak yang mengantarkannya sampai di tujuan. Keyakinannya akan hadirnya sang mentari esok hari, kemauan usahanya membalas cumbuan sang ombak, ketegarannya menampik desah rayuan fatamorgana ilusi maya, serta ketabahan dan keikhlasan totalitas penjiwaannya melakoni peran laksana sang aktor menjalankan script skenario sang sutradara, niscaya membuatnya mampu mencapai dermaga pelabuhan terakhir hidupnya di dunia ini.
Kamis, 05 Juli 2012
Mencapai Kebebasan di Jaman Kaliyuga
Rabu, 04 Juli 2012
Takhayul yang mendamaikan
Pada suatu hari seorang guide (hindu) dan tamunya seorang berkebangsaan Inggris datang berkunjung ke Tampak siring. Guide itu berkata, "Saya akan mandi di pancuran yg suci ini". Kemudian ia masuk kedalam air sambil mengucapkan "Om Namah Siwa Ya", lalu menyelam ke dlm air, dan keluar lagi. Ia melakukannya berkali2, dan terakhi ia keluar dari dalam air dengan badan dan hati yg segar. Ia merasakan amat bahagia dan damai, karena memperoleh kesempatan yg jarang untuk mandi di pancuran yg suci.
Si tamu (orang Inggris) itu tertawa dan berkata, "Itu hanyalah H2O. Bagaimana mungkin mendapatkan kebahagiaan yg tidak terucapkan dengan berendam didalamnya?. Itu semuanya hanyalah Takhayul".
Guide itu menjawab, "Biarkan saya dengan takhayul saya sendiri dan engkau dapat tetap melekat pada takhayulmu".
Orang yang sinis hanyalah mendapatkan kebersihan badan, tetapi orang yang percaya juga mendapatkan kemurnian batin.
Sebagian orang mengaku tidak mempercayai apapun, tetapi ketika kita mendesak bahwa pasti ada satu hal yang mereka percayai (misalnya uang), mereka akan segera mengangguk setuju. Uang masih merupakan suatu yang semua orang percayai, sebab uang itu terlihat mata, tidak seperti kebenaran. Orang terlena oleh aspek materi dan fisik dari dunia ini dan tidak menyadari aspek yang tidak terlihat dan halus dari pikiran dan kesadaran.
Karena itu dalam menjalankan Dharma, kunci yang paling penting adalah mempunyai "Iman yang benar atau iman kebijaksanaan".