Ulasan Singkat Tentang Mantra ‘Puja Tri Sandhya’
Oleh : I Gede Widya Suputra
Weda merupakan
sumber dari ilmu pengetahuan dan sebagai pedoman hidup umat Hindu dan juga
seluruh umat manusia dalam menjalani kehidupan yang di dalamnya terkandung
nilai-nilai kebenaran yang bersifat universal. Di dalam Pustaka Suci Weda kita juga
akan menemukan ratusan ribu sloka dan mantra suci dan juga ilmu pengetahuan
lainnya yang semuanya itu disediakan hanya untuk satu tujuan, yakni “to
harmonize the life of mankind” yakni ‘untuk mengharmoniskan kehidupan umat
manusia’. Semua sloka dan mantra yang ada di dalam Weda beserta ilmu
pengetahuan lainnya ‘disediakan’ untuk dimanfaatkan oleh manusia guna kehidupan
yang lebih baik, baik hari ini, esok, dan kehidupan yang akan datang yang jika
disimpulkan akan membentuk satu kata yakni ‘keharmonisan’.
Ketika pertempuran di medan perang Kurusetra akan dimulai, Śrī Kṛṣṇa
bersabda kepada Arjuna, “…bahwa diantara seluruh jenis yadnya, yadnya
pengetahuanlah yang paling utama, sebab yadnya tersebut mampu menyelamatkan
diri seseorang dari lautan kelahiran dan kematian”. Dalam kita Bhagavad-gītā
IV.36 juga disebutkan, “Walaupun engkau dianggap sebagai orang yang paling
berdosa di antara semua orang yang berdosa, namun apabila engkau berada di
dalam kapal pengetahuan rohani, engkau akan dapat menyeberangi lautan
kesengsaraan.”. Dari sabda dan sloka ini ditegaskan bahwa melalui ilmu pengetahuanlah
‘keharmonisan’ akan tercapai.
Jika ulasan di atas
dikaitkan dengan mantra ‘Puja Tri Sandhya’ maka akan ditemukan esensinya, yakni
mantra yang ada di dalam ‘Puja Tri Sandhya’ merupakan salah satu ilmu
pengetahuan suci yang harus diketahui oleh semua pihak yang esensinya sampai
saat ini belum banyak diketahui orang. Puja Tri Sandhya merupakan ibu mantra
dan intisari dari seluruh mantra-mantra Weda yang mampu membawa umat manusia
menuju ke arah kehidupan yang harmonis (mokṣa). Mantra Puja Tri Sandhya
merupakan media yang paling sesuai digunakan pada zaman Kali, di mana manusia
dalam waktu hidup yang singkat harus berlomba dengan waktu demi memenuhi
kebutuhan jasmaninya sehingga manusia tak punya banyak waktu untuk memenuhi
kebutuhan rohani seperti yang dilakukan oleh Mahārṣi terdahulu sebagai contoh
melakukan tapa yang cukup lama. Dalam sastra suci Weda disebutkan bahwa
melakukan ‘Japa’ atau menyebut nama suci Tuhan berulang-ulang merupakan salah
satu cara yang paling baik untuk meningkatkan spritualitas seseorang di zaman
Kali ini dan dengan melakukan puja ‘Tri Sandhya’ berarti Japa-pun sudah kita
lakukan.
Mantra ‘Puja Tri Sandhya’ merupakan intisari dari seluruh
mantra-mantra suci Weda, hal ini dikarenakan mantra ‘Puja Tri Sandhya’ telah
mencakup segala jenis aspek dan pujian kepada ‘Brahman’ atau Tuhan Yang Maha
Esa dan di antaranya;
1. Dengan melakukan ‘Puja Tri Sandhya’ berarti kita telah melakukan
Japa, karena kita telah mengucapkan mantra suci ‘Om’ dalam setiap baitnya yang
berarti kita telah menyebut akṣara suci Tuhan secara berulang. Dimana kata ‘Om’
memiliki arti ‘Brahman’.
2. Dengan melakukan ‘Puja Tri Sandhya’ berarti kita telah mengakui dan
memuji Keagungan Tuhan dalam bentuk pengucapan ‘mantra Gayatri’ yang terletak
pada bait pertama. ‘Gayatri mantra’ adalah mantra yang paling mulia di antara
semua mantra. Ia adalah ibu mantra, dinyanyikan oleh semua orang beragama Hindu
waktu sembahyang. Mantra ini paling mulia karena :
One reason why the Gayatri is considered to be the most representative
prayer in the Vedas is that is capable of possesing “dhi”, higher intelligence
which brings him knowledge, material and transendental. What the eye is to the
body “dhi” or intelligence is to the mind. (The Call of Vedas, p. 108-109).
“Suatu sebab mengapa gayatri dipandang dan yang mewakili segala di
dalam Veda ialah karena ia adalah doa untuk daya kekuatan yang dapat dimiliki
orang ialah: “dhi” yaitu kecerdasan yang tinggi yang memberikan padanya
pengetahuan, materi dan kemampuan mengatasi hal-hal keduniawian. Sebagai halnya
mata bagi badan, demikian “dhi” atau kecerdasan untuk pikiran.” Mantra ini
berbunyi:
Oṁ bhūr bhuvaḥ svaḥ
tat savitur vareṇyaṁ
bhargo devasya dhīmahi
dhiyo yo naḥ pracodayāt
Artinya :
Kami menyembah kecemerlangan dan kemahamuliaan Sang Hyang
Widhi yang menguasai bumi, langit dan surga, semoga Sang Hyang Widhi
menganugrahkan kecerdasan dan semangat pada pikiran kami.
Dengan mengucapkan mantra ini berarti kita telah mengakui keagungan
Tuhan yang telah memberi manusia kecerdasan dan pengetahuan yang menjadikan
manusia sebagai makhluk yang paling beruntung,
3. Dengan melakukan ‘Puja Tri Sandhya’ berarti kita telah mengakui
‘Tuhan hanya satu dan merupakan sumber dari segalanya’ dan beliau disebut
‘Narayana’. Hal ini tercantum dalam bait ke-dua, yang berbunyi :
Oṁ nārāyaṇa evedaṁ sarvaṁ
yad bhūtaṁ yac ca bhavyam
niṣkalaṅko nirañjano nirvikalpo
nirākhyātaḥ śuddho
devo eko
nārāyaṇaḥ na dvitīyo ‘sti kaścit
Artinya :
O Tuhan Nārāyaṇa adalah semua ini, apa yang telah ada dan
apa yang akan ada bebas dari noda, bebas dari kotoran, bebas dari perubahan tak
dapat digambarkan, sucilah Nārāyaṇa, Ia hanya satu tidak ada yang kedua.
Mantra ini adalah salah satu dari suatu rangkaian mantra yang panjang
disebut Catur Veda Sirah (Empat Veda Kepala). Catur Veda Sirah ini adalah
salinan Nārāyaṇa Upaniṣad, sebuah Upaniṣad kecil. Di sini dinyatakan bahwa
Tuhan adalah segalanya yang luput dari segala noda.
4. Dengan melakukan ‘Puja Tri Sandhya’ berarti kita telah mengakui
bahwa Tuhan itu Maha Kuasa dan memiliki banyak manifestasi atau nama
(visvarupam). Hal ini tercantum dalam bait ketiga, yang berbunyi:
Oṁ tvaṁ śivaḥ tvaṁ mahādevaḥ
īśvaraḥ parameśvaraḥ
brahmā viṣṇuśca rudraśca
puruṣaḥ parikīrtitāḥ
Artinya:
O Tuhan Engkau disebut sebagai Śiwa, Mahādewa, Īśwara,
Parameśwara, Brahmā, Wiṣṇu, Rudra dan Puruṣa.
5. Dengan melakukan ‘Puja Tri Sandhya’ kita telah mengakui kesalahan
dan dosa yang telah kita perbuat. Sehingga pada bait ini kita memohon
perlindungan diri kepada Tuhan dan memohon kesucian jiwa dan raga. Adapun bunyi
bait keempat dari mantra ‘Puja Tri Sandhya’ sebagai berikut:
Oṁ pāpo ‘haṁ pāpakarmāhaṁ
pāpātmā pāpasaṁbhavaḥ
trāhi māṁ puṇḍarīkākṣaḥ
sabāhyā bhyantaraḥ ‘śuciḥ
Artinya:
O Tuhan hamba ini berdosa, perbuatan hamba berdosa, diri
hamba berdosa, kelahiran hamba berdosa, lindungilah hamba Hyang Widhi,
sucikanlah jiwa dan raga hamba.
Pemuja mengatakan dirinya serba hina serba kurang serba lemah. Hina
kerjanya, hina diri pribadinya, hina lahirnya. Karena itu ia mohon kepada Tuhan
untuk dilindungi dan dibersihkan dari segala noda. Tuhanlah pelindung tertinggi
dan Tuhanlah melimpahkan kesucian untuk dia yang setia mengamalkan ajaran-Nya.
Dalam mantra ini pemuja mengatakan pengakuannya bahwa ia adalah mahluk yang
lemah.
6. Dengan melakukan ‘Puja Tri Sandhya’ berartikita telah memohon
pengampunan dosa kepada Tuhan. Dalam bait ini kita telah mengakui bahwa Tuhan
adalah Maha Pelindung dan Penyelamat yang akan mengampuni seluruh dosa dalam
wujud Beliau sebagai Sadā Śiwa. Adapun bunyi dari bait ke-lima sebagai berikut:
Oṁ kṣamasva maṁ mahādevaḥ
sarva prāṇi hitaṅkaraḥ
maṁ moca sarva pāpebhyaḥ
Pālayasva sadāśiva
Artinya:
O Tuhan ampunilah hamba, Hyang Widhi yang memberikan
kesela-matan kepada semua makhluk, bebaskanlah hamba dari segala dosa,
lindungilah hamba O Hyang Widhi.
Dalam mantram ini pemuja mengatakan pengakuannya bahwa ia adalah
mahluk yang lemah.
7. Dengan melakukan ‘Puja Tri Sandhya’
berarti kita telah memohon pengampunan dosa kepada Tuhan. Kita telah
menyadari dan mengakui segala jenis dosa yang telah kita perbuat, baik dosa
perbuatan, perkataan, dan pikiran.
Berikut ini adalah mantra dari bait ke-enam ‘Puja Tri Sandhya’:
Oṁ kṣantavyaḥ kāyiko doṣaḥ
kṣantavyo vāciko mama
kṣantavyo mānaso doṣaḥ
tat pramādāt kṣamasva mām
Artinya:
O Tuhan ampunilah dosa anggota badan hamba, ampunilah dosa
perkataan hamba, ampunilah dosa pikiran hamba, ampunilah hamba dari kelalain
hamba.
Dalam bait ini disebutkan, apa saja dosa anggota badan, apa saja dosa
kata-kata dan apa saja dosa pikiran, pemuja memohon kepada Tuhan untuk
diampuni. Manusia tidak dapat bebas dari dosa karena ia diselubungi oleh khilaf
dan lalai. Bila seseorang dapatmembersihkan diri dengan amal kebajikan maka
kabut kekhilafan yang menyelubungi sang diri akan menipis dan akan memancarkan
cahaya kesucian dari sang diri yang meng-antar seseorang ke alam kesadaran.
Atas dasar ini kelepasan akan lebih mudah diperoleh.
Akhirnya setelah
mengucapkan mantra terakhir dari ‘Puja Tri Sandhya’ pada bait ke-enam, pemuja
lalu mengucapkan mantra penutup, yang bertujuan untuk memperoleh kedamain
(keharmonisan) setelah mengucapkan keenam bait yang ada dengan penuh keyakinan
dan konsentrasi. Mantra penutup itu berbunyi:
‘Oṁ Śāntiḥ, Śāntiḥ, Śāntiḥ, Oṁ’
Artinya:
‘O Tuhan semoga damai (di hati), damai (di dunia), dan damai
(selalu).’
Dari penjabaran
tentang mantra ‘Puja Tri Sandhya’ di atas dapat disimpulkan bahwa, mantra ‘Tri
Sandhya’ merupakan ibu mantra intisari Weda. Karena dalam mantra ini terdapat
mantra Gayatri dan mencakup seluruh aspek. Mulai dari memuji ke-Agungan Tuhan,
mengakui bahwa Tuhan hanya satu, mengakui banyak manifestai Tuhan, pengakuan
akan dosa yang telah kita lakukan, Memohon perlindungan Tuhan dan mempercayai
bahwa Tuhan adalah pengampun seluruh dosa, dan lain-lain. Bukankah ini semua
merupakan seluruh dari intisari Weda? Ini adalah ibu mantra yang paling praktis
untuk dilakukan di zaman Kali, karena tidak membutuhkan banyak waktu dalam
pelaksanaannya. Kita tidak lagi harus melakukan pemujaan hingga berjam-jam.
Walaupun singkat dan praktis namun esensi dari ibu mantra ini mencakup ‘Catur
Weda’. Dengan demikian hanya dengan melakukan ‘Puja Tri Sandhya’ secara rutin
sama halnya dengan kita membaca seluruh sloka-sloka suci Weda guna menuju hidup
yang harmonis. Ini membuktikan bahwa Puja Tri Sandhya sangat sempurna, karena
seluruh intisari Weda telah tertuang dalam ibu mantra ini. Mantra Puja Tri
Sandhya kemudian akan menjadi lebih sempurna lagi jika diikuti dengan melakukan
‘Kramaning Sembah’.
Singkatnya, Mantra
Puja Tri Sandhya merupakan cara yang paling praktis yang digunakan untuk
meningkatkan spritualitas dan kualitas hidup seseorang di zaman Kali ini yang
mana ibu mantra ini mampu memberi energi postif pada diri seseorang karena
dalam ibu mantra ini telah mencakup seluruh intisari Weda. Dengan mengucapkan
mantra ini sebanyak tiga kali sehari secara rutin dan penuh dengan keyakinan
berarti seseorang tersebut telah melakukan ‘Bhakti’ yang luar biasa kepada
‘Brahman’ untuk menuju keharmonisan hidup (jiwa moksa).
Sumber: http://vedasastra.com/
Tidak ada komentar:
Posting Komentar