Jumat, 31 Agustus 2012
Aku Bukan Burung Bangau
Dewi Draupadi Bersuami Lima
Anjing dan Tulang
Tiga Perampok
Harimau Pemakan Rumput
Prahlada : Pemuja Yang Taat
Empat Orang Buta
Kamis, 30 Agustus 2012
Jejak Kaki
Perampok Yang Bertobat
Ekalavya Murid Yang Ideal
Sebuah Keterkaitan
Sebuah Ujian
Selasa, 28 Agustus 2012
Pertapa Yang Jujur
Senin, 27 Agustus 2012
Pemuda Yang Tidak Pernah Menyerah
Kelinci dan Kura-Kura
Gagak Yang Kehausan
Rabu, 22 Agustus 2012
Selubung Keinginan
Bagaikan nyala api, yang diselubungi asap, cermin yang tertutup debu, janin terselubung rahim, demikian itulah pandangan terang itu diselubungi oleh musuh keinginan yang menentang orang-orang bijaksana, dalam bentuk keinginan yang tak pernah terpuaskan bagaikan api. Musuh keinginan itu bermukim pada perasaan, di dalam pikiran dan di dalam pengertian. Semuanya itu mengetahui roh yang terjelma, menyelubungi pengetahuannya, karena itu kendalikanlah perasaan yang dapat menghancurkan pengetahuan itu.
#mahabharata
Selasa, 21 Agustus 2012
9 Jalan Bhakti
Dalam epos kepahlawanan Itihasa Ramayana disebutkan ada 9 jalan bhakti, yaitu:
1. Bersahabat dengan orang suci.
2. Tekun mempelajari kisah-kisah mengenai sang Guru.
3. Mengabdi dengan tulus di kaki teratai sang Guru.
4. Menyanyikan lagu-lagu pujian kepada keutamaan Dewata dgn hati tanpa cela.
5. Mengidungkan nama suci Tuhan dgn kepercayaan teguh.
6. Mengendalikan diri dan tidak terikat pada berbagai macam
7. Melihat dunia naluri dgn Dewa dan memandang para suci lebih tinggi dr sang Dewa.
8. Gembiralah dan merasa puaslah dgn apa yg dimiliki, dan jgn bermimpi melihat kesalahan dalam diri org lain.
9. Kesederhanaan. Tidak boleh menipu daya dalam setiap tingkah laku.
Percayalah teguh pada Dewata tanpa rasa gembira atau rasa tertekan.
Sabtu, 18 Agustus 2012
Hidup itu....
Mengakui sebuah kesalahan dan meminta maaf bukanlah sebuah wajah indah, tetapi adalah sebuah budaya yang sangat mulia. Kejujuran mengakui sebuah kekurangan diri, walau nampak tidak cantik juga sangat mulia. Bukankah sebuah kebenaran tiada manusia yang sempurna?.
Budaya berani mengakui kelebihan orang lain, respek, dan memberikan penghargaan yang pantas kepada mereka, walau terkesan merendahkan diri juga adalah sesuatu yang mulia.
Mengulurkan tangan kepada sang pemenang dan mengucapkan selamat adalah budaya yang amat luhur. Kalah juga bukanlah sebuah kehinaan. Bukankah karena ada yang kalah makanya baru akan ada pemenang?. Kalahpun adalah sesuatu yang terhormat.
Kebenaran memang tidak selalu manis, tidak selamanya gurih dan enak. Kebenaran atau kenyataan-kenyataan yang dialami dalam kehidupan terkadang memang asam, kecut dan bahkan tak jarang pula terasa pahit, namun harus dihadapi dan ditelan. Kenyataan seperti itu sama halnya ketika dalam upacara potong gigi, semua rasa yang ada harus kita cicipi, apa adanya dan tidak semuanya manis
Senin, 13 Agustus 2012
Panah Asmara Dewa Kama
Pembacaan Weda Saat Upacara
Selasa, 07 Agustus 2012
TERIMA KASIH TUHAN
- Sudah berapa banyakkah orang-orang yang telah mengecewakan kita............?.
- Sudah berapa banyakkah orang-orang yang telah membuat kita bersedih........?.
- Sudah berapa banyakkah orang-orang yang telah membuat kita menjadi marah.......?
- Sudah berapa banyakkah orang-orang yang telah membuat kita menjadi sakit hati....?
- Sudah berapa banyakkah orang-orang yang telah membuat kita banyak masalah......?
Apakah perlakuan mereka semuanya telah membuat kita menjadi orang sangat tolol dalam menghadapi kehidupan ini ?. Ataukah perlakuan mereka semuanya telah membuat kita menjadi manusia yang mempunyai kepribadian yang tajam, sangat mapan atau sangat mulia ? Sahabat semua, tenyata pujian dan cacian orang-orang adalah sebuah alat atau batu asah yang dapat mengasah kepribadian kita untuk menjadi manusia yang luar biasa. Banyak orang yang berhasil melewati cacian, makiaan dan hinaan, namun gagal karena adanya pujian. Adapula yang karena pujian menjadi semakin kuat, namun ketika jatuh oleh cacian dan fitnahan orang menjadi menyerah...! Sahabat, janganlah pernah menyerah dalam kesempatan menyongsong hari ke depan yang begitu indah, tegarlah setegar batu karang yang demikian hebatnya dihantam oleh gelombang. "Orang-orang yang putus asa adalah orang-orang yang bodoh, orang-orang yang mengingkari dan orang-orang yang tertutup oleh cahaya Tuhan". Jadikanlah setiap hari adalah hari yang sangat baik dan seharusnya justru harus bersemangat untuk menepis keputusasaan. Kita selayaknya semakin optimis meskipun banyak gesekan, hinaan dan cacian. Kita harus bisa mengatakan, "Terima kasih Tuhan atas segala anugrah-MU". Percayalah semakin kita diasah oleh manusia, kita akan semakin tajam secara emosional, spiritual dan kualitas yang lain sehingga kita dapat menemukan kebahagiaan di dalam hidup kita. Semoga kebahagiaan dan kedamaian hati selalu menyertai kita semua. Astungkara.
KESADARAN DIRI
Kamis, 02 Agustus 2012
Dewi Kemakmuran
Sebuah Keterikatan
Waktu Tak Dapat Kembali
Rabu, 01 Agustus 2012
Kebenaran Sejati Itu Tunggal
Kebenaran adalah kewajiban yang abadi. Kebenaran adalah tempat berlindung tertinggi. Kebenaran adalah tapa yang paling tinggi. Kebenaran adalah yoga tertinggi dan kebenaran adalah Brahman Abadi. Ini merupakan pengorbanan yang lebih besar daripada semua pengorbanan lainnya. Semuanya, tiga dunia berdasar pada kebenaran dan tidak yang lainnya. Tidak memihak, menguasai diri, memberi maaf, rendah hati, kesabaran, kebaikan, penolakan, perenungan, harga diri, ketabahan, kasihan, dan tahan terhadap sakit. Semua ini adalah aspek dari kebenaran. Kebenaran adalah tetap, abadi, tidak bisa berubah.
Iri Hati Sumber Semua Dosa
Sifat iri hati merupakan akar semua dosa. Dia menghancurkan semua jasa dan kebaikan. Darinya muncul sungai dosa. Dari satu sumber ini (iri hati) muncul banyak aliran dosa mengalir. Iri hati merupakn sumber kelicikan dan kemunafikan abadi. Kemarahan lahir dari iri hati, nafsu lahir dari iri hati, beberapa penyakit pikiran lainnya juga berasal dari iri hati. kehilangan akal, kebencian, kesombongan, kedengkian, balas dendam, hilangnya kebaikan, kecemasan dan kekejian, semuanya mengalir dari iri hati. Dalam kehidupan ini sangat susah untuk meninggalkan sifat iri hati tersebut, ia ada dalam setiap individu. Kekuatan iri hati tidak akan pernah pudar, bahkan ketika kehidupan ini hancur sekalipun. Orang yang berpendidikan tinggi , yang memiliki kecerdasan untuk menjelaskan semua keraguan orang lain sekalipun terkadang tidak berdaya dan lemah ketika mereka dilanda dan diperbudak kekuatan iri hati. Selain itu iri hati juga menimbulkan kebodohan. Saat iri hati tumbuh, kebodohan tumbuh dengannya. Akar dari irihati itu sendiri adalah kehilangan pikiran jernih, kehilangan pendapat, dan ketika hal itu terjadi maka kebodohan merupakan teman iri hati yang tidak terpisahkan. Untuk mengurangi efek negatif hal itu semua maka kewajiban yang kita lakukan adalah pengekangan diri. Halnya seperti dosa besar, iri hati mengarah pada semua dosa, pengekangan atau pengendalian diri menuntun seseorang pada kemasyuran tertinggi. pengekangan atau pengendalian diri mempunyai banyak kualitas positif yang lahir darinya, antara lain: memberi maaf, kesabaran, pantang menyakiti orang lain (ahimsa), tidak memihak, kejujuran, rendah hati, tidak marah, memiliki kepuasan hati, penuh kebajikan, bertutur kata yang manis, dan bebas dari kedengkian. Seseorang yang mengekang dirinya dan mampu mengendalikan dirinya seperti seekor kura-kura yang mampu mengendalikan indrianya tidak akan menjadi budak keterikatan duniawi. dia mencapai kebebaan. Dia berada hampir di ambang pintu kebebasan saat dia mampu mengekang atau mengendalikan diri.
3 Hal Yang Wajib Kita Hormati
Kebajikan adalah semboyan seorang pemimpin. Tidak ada yang lebih tinggi dari hal itu di dunia. Pemimpin yang berperilaku baik seperti ini bisa dengan mudah menaklukan dunia. Tidak boleh ada tempat untuk sebuah kedengkian dalam hati seorang pemimpin. Perasaannya harus dikuasai dengan sempurna. Seorang pemimpin juga harus mempergunakan kecakapannya, berkembang dalam kebesaran seperti samudera dialiri oleh air dari ribuan sungai. selain itu seorang pemimpin yang baik memiliki beberapa kewajiban yang harus dijalankan sebagai seorang indvidu selain sebagai seorang pemimpin bagi orang lain. Menyembah ibu, ayah dan guru itu adalah tugas yang paling penting. Dengan melaksanakan kewajiban ini membuat seorang pemimpin pantas mendapatkan kemasyuran yang tinggi. Ketiga ini harus disembah dan perintahnya harus dituruti dengan bijak. Mereka seperti tiga api yang harus disembah setiap hari. Melayani ayah membantu seseorang dalam mengarungi dunia ini. Melayani ibu membantunya untuk mencapai surga. dan dengan melayani guru, seseorang dapat mencapai tempat Brahman.
Dharma, Artha dan Kama jalan menuju Moksa
Dalam hidup ini Dharma, Artha dan Kama muncul bersama-sama, berdampingan, bila manusia mengumpulkan kekayaan selalu berhati-hati berjalan di jalan Dharma. Kekayaan bersumber dari kebaikan, dan kesenangan dikatakan sebagai buah dari kekayaan. Semua ini ditanam dengan kokoh dalam kemauan. Benda-benda ada di dunia untuk memuaskan indria, dan kemauan terlibat dalam benda-benda ini. Kebaikan perlu untuk melindungi tubuh, dan kekayaan untuk mendapatkan kebaikan. Akhirnya kesenangan adalah hanya untuk memuaskan indria. Tetapi, ketiganya mempunyai sifat sama, yaitu nafsu. Pengejaran ketiga hal ini demi diri mereka sendiri, dengan keinginan untuk menikmati hasilnya, membuat pahala menjauh. Tetapi kalau pengejaran itu didorong oleh keinginan akan ilmu pengetahuan, pengetahuan tentang diri sendiri, bila mereka menjadi alat untuk mencapai tujuan yang merupakan kebaikan, realisasi diri, maka kemudian pahalanyapun melimpah. Kebaikan harus didapat sehingga bisa digunakan tanpa keinginan akan hasilnya. Kebaikan harus dikejar untuk menyucikan jiwa. Kekayaan harus didapat sehingga dapat digunakan tanpa suatu keinginan akan hasilnya. Kesenangan harus dikejar hanya untuk membantu tubuh dan bukan untuk memuaskannya. oleh karena itu, dikatakan bahwa ketiga hal tersebut berakar dalam keinginan. Pencarian Artha dan pengejaran Kama harus dilandasi Dharma (kebaikan). Dharma, Artha, dan Kama tidak merupakan titik akhir semuanya. Tetapi hanya jalan menuju akhir, dan akhir itu adalah Moksa. Ketiga hal tersebut harus ditinggalkan saat seseorang bebas dari penebusan dosa. Moksa adalah tujuan akhir hidup ini.