Empat orang buta pergi untuk mengetahui gajah.
Orang pertama menyentuh kaki gajah dan berkata, "gajah seperti sebuah tiang."
Orang kedua menyentuh belalainya dan berkata, "gajah seperti sebuah bulatan tebal."
Yang ketiga menyentuh perutnya dan berkata, "gajah seperti sebuah guci besar."
Orang keempat menyentuh telinga dan berkata, "gajah itu seperti kipas tangan yang besar."
Merekapun mulai bertengkar mengenai bentuk gajah.
Seseorang yang lewat dan melihat mereka bertengkar, berkata, "Mengapa kalian semua bertengkar?" Mereka menceritakan masalahnya dan memintanya untuk menjadi hakim.
Pria itu berkata: "Tidak seorang pun dari engkau telah melihat gajah. Gajah tidak seperti sebuah tiang; kakinyalah yang seperti tiang-tiang. Dia tidak seperti bulatan tebal; belalainyalah yang seperti bulatan tebal. Dia tidak seperti sebuah guci besar; perutnyalah yang seperti guci besar. Ia tidak seperti kipas; telinganyalah yang seperti kipas. Gajah terdiri dari kaki, badan, perut, telinga, dan banyak lagi."
Dengan cara yang sama, orang-orang yang berdebat tentang sifat Tuhan hanya mengenal sebagian kecil dari realitas-Nya. Itu sebabnya orang bijak mengatakan bahwa Tuhan "bukan ini, atau itu."
Tuhan, Dia adalah asal dari semua mahluk, penyebab dari segala sebab. Semuanya, termasuk tubuh kita, pikiran dan perasaan, berasal dari Tuhan. Dia adalah pencipta, pendukung, dan pelebur dari semua. Dia tak terbatas dan tidak mempunyai awal atau akhir. Seluruh alam semesta adalah perluasan sebagian kecil dari energi-Nya. (Gita X,41-42). Semua Deva hanyalah nama-nama dari berbagai kekuatan-Nya. Menyembah Tuhan dengan kepercayaan dan keyakinan yang kuat, memberi kita apa yang kita butuhkan dan membantu kita menjadi baik dan damai.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar