Di dalam sebuah perjalanan kehidupan, selalu saja ada riak-riak pasang surut kehidupan yang indah maupun menyakitkan menghampiri kita. Semua itu merupakan irama yang selalu memadukan diri untuk menumbuhkan kedewasaan kita. Ada sebuah fenomena, pada saat kita berada di dalam perjalanan yang menyenangkan banyak teman yang turut menikmati langkah-langkah kita. Namun ketika pada saat keterpurukan menghampiri, banyak teman mulai menghindari kita, kadang pula mereka seakan-akan memadamkan semangat kita untuk bisa bangkit dari keterpurukan.
Ketika kita sedang berada di wilayah keterpurukan, sebenarnya ada baiknya kita harus harus mampu untuk selalu menutup telinga atau menulikan telinga kita dari orang-orang yang suka mengatakan "TIDAK MUNGKIN dan PERCUMA" terhadap setiap usaha yang kita lakukan untuk mendapatkan perubahan ke arah yang lebih baik. Mungkin saja niat mereka mengatakan kata-kata itu sebenarnya baik, namun ketidaktahuan mereka terhadap efek-efek dari kata-kata tersebut menjadikan kebaikan niat mereka itu justru membahayakan, bisa saja malah meruntuhkan semangat kita untuk bangkit. Seperti sama halnya ketika kita bertanya kepada orang tentang arah tujuan yang kita tuju pada orang yang tidak mengetahui atau buta terhadap daerah yang kita tuju. Apakah petunjuknya itu akan membawa kita sampai tujuan yang kita harapkan? Malahan justru sebaliknya, tersesatlah yang kemungkinan besar kita alami. Sebaiknya kita bisa menyikapi diri kita terhadap orang-orang yang suka mengatakan, "TIDAK MUNGKIN dan PERCUMA", lebih baik kita kita tidak boleh mempercayai kata-katanya atau nasihatnya. Karena sekali kita mendengarkan nasihat mereka, bukan keberhasilan yang kita dapatkan, namun malah keterpurukan ke dalam situasi yang lebih parah kita dapatkan. Jadi pada saat tertentu, terkadang kita menulikan telinga kita dari opini-opini dan nasihat-nasihat orang lain itu baik buat perjalanan hidup kita. ( de gen bes sesai memongol, hehehe ). Semoga kebahagiaan dan kedamaian hati selalu menyertai hidup kita semua. Astungkara."
Ketika kita sedang berada di wilayah keterpurukan, sebenarnya ada baiknya kita harus harus mampu untuk selalu menutup telinga atau menulikan telinga kita dari orang-orang yang suka mengatakan "TIDAK MUNGKIN dan PERCUMA" terhadap setiap usaha yang kita lakukan untuk mendapatkan perubahan ke arah yang lebih baik. Mungkin saja niat mereka mengatakan kata-kata itu sebenarnya baik, namun ketidaktahuan mereka terhadap efek-efek dari kata-kata tersebut menjadikan kebaikan niat mereka itu justru membahayakan, bisa saja malah meruntuhkan semangat kita untuk bangkit. Seperti sama halnya ketika kita bertanya kepada orang tentang arah tujuan yang kita tuju pada orang yang tidak mengetahui atau buta terhadap daerah yang kita tuju. Apakah petunjuknya itu akan membawa kita sampai tujuan yang kita harapkan? Malahan justru sebaliknya, tersesatlah yang kemungkinan besar kita alami. Sebaiknya kita bisa menyikapi diri kita terhadap orang-orang yang suka mengatakan, "TIDAK MUNGKIN dan PERCUMA", lebih baik kita kita tidak boleh mempercayai kata-katanya atau nasihatnya. Karena sekali kita mendengarkan nasihat mereka, bukan keberhasilan yang kita dapatkan, namun malah keterpurukan ke dalam situasi yang lebih parah kita dapatkan. Jadi pada saat tertentu, terkadang kita menulikan telinga kita dari opini-opini dan nasihat-nasihat orang lain itu baik buat perjalanan hidup kita. ( de gen bes sesai memongol, hehehe ). Semoga kebahagiaan dan kedamaian hati selalu menyertai hidup kita semua. Astungkara."
Tidak ada komentar:
Posting Komentar