Senin, 16 April 2012

Dharma Dalam Kehidupan

Dalam kehidupan sehari-hari kita sering kali mendengar kata dharma, namun apa sebenarnya dharma itu?. Istilah dharma, dalam ajaran Hindu yang juga sering disebut dengan Hindu Dharma, Dharma itu sendiri sering diartikan sempit yaitu agama, namun sebenarnya dharma itu lebih luas daripada agama. Dharma adalah suatu kewajiban luhur, yang memang tercakup dalam agama maupun di luar agama itu sendiri. Karena semua kewajiban baik kewajiban yang bersifat material (fisik) maupun immaterial (rohani), adalah dharma selama ia berlandaskan, berpedoman, berpegangan dan berpatokan pada konsep  adiluhung Weda itu sendiri. Jadi Dharma itu boleh diartikan sebagai sebuah kewajiban.
Kapan kita berkewajiban menjalankan dharma? Dharma ini harus kita lakukan dalam keseharian kita. Kita tidak hanya beragama pada saat di pura saja, atau beragama pada saat upacara saja, tetapi kita harus beragama disetiap kehidupan kita. Dharma harus dilakukan setiap saat dalam kehidupan ini. Dalam purana-purana suci kita, juga disebutkan bahwa  menjalankan dharma sama halnya dengan bernafas, yaitu mengeluarkan dan memasukkan nafas setiap saat. Oleh karena itu juga dalam Purana, Weda  dan Upaweda kita selalu diajarkan pada seseorang untuk selalu mengingat keluhuran Ida Sanghyang Widhi Wasa, Kemahakuasaan-NYA, cinta kasih dan lain sebagainya, inilah yang diberikan pancaran-NYA.
Jadi, apapun yang kita lakukan setiap hari hendaknya bernafaskan pada kebenaran itu. Apapun yang kita lakukan ini adalah sebuah dharma pelayanan untuk semua umat manusia. Dharma adalah suatu kewajiban suci  yang wajib kita lakukan setiap hari dalam kehidupan formal maupun informal. Contohnya seorang pegawai apakah ia menjalankan kewajiban dharmanya? Iya, dia menjalankan kewajiban dharmanya kalau ia bekerja dengan baik. Apapun pekerjaannya apabila dilaksanakan dengan baik sesuai dengan ajaran agama maka dapat dikatakan sudah menjalankan dharma, karena dharma mereka (dalam hal ini pegawai) adalah kewajiban yang ditugaskan oleh pimpinannya untuk melaksanakan suatu hal, dan jika kewajiban itu sudah dilaksanakan dengan baik, maka ia bisa dikatakan sudah menjalankan dharmanya.  Setiap dharma sudah dilaksanakan apabila seseorang sudah melaksanakan kewajibannya dengan baik, sesuai dengan aturan dan ajaran agama. Perlu diketahui bahwa Dharma itu bukanlah agama, dharma adalah sebuah kewajiban luhur  setiap orang, yang harus dilakukan dengan baik, dengan pengabdian, dengan ketulusan, dengan keseriusan dan dedikasi, maka semua yang dilakukan itu adalah dharma. Dan ini akan memberi pahala dari setiap perilakunya, paling tidak pahala yang real kita lihat adalah gaji setiap bulannya untuk seorang pegawai, dan pahala-pahala yang lain selama kita melakukan sesuatu dengan baik sesuai aturan agama maka ia akan berbuah, sesuai dengan apa yang kita lakukan. Itulah yang disebut dharma, kewajiban setiap orang adalah dharmanya. Apapun yang menjadi dharmanya harus dilakukan dengan serius. Dalam Bhagawad Gita III-35 disebutkan: 
“sreyan svadharmo vigunah paradharmat svanusthitat, svadharme nidhanam sreyah paradharmo bhayavahah”. 
yang artinya: “lebih baik mengerjakan kewajiban sendiri walaupun tidak sempurna daripada dharmanya orang lain yang dilakukan dengan baik, lebih baik mati dalam tugas sendiri daripada dalam tugas orang lain yang sangat berbahaya”. 
Sehingga pikiran dan pandangan kita menjadi sudarsana, yaitu memiliki pemikiran dan pandangan yang sempurna, yang sesuai dengan tugas kita. Sekarang dengan mengenal konsep kewajiban sebagai suatu bentuk dharma dalam kehidupan, maka hendaknya kita menggunakan dharma kita, kewajiban kita dengan sebaik-baiknya, karena dengan menjalankan dharma sebaik-baiknya berarti kita telah memanfaatkan kehidupan ini dengan baik, kita sudah tidak menyia-nyiakan kehidupan ini.
Semua dharma adalah kewajiban. Lalu apakah kejahatan itu sebuah Dharma?. Kejahatan bukanlah dharma. Kejahatan bisa dilihat sebagai suatu kontrol introspeksi, kenapa munculnya kejahatan?. Ini yang harus kija kaji lebih mendalam. Munculnya kejahatan pasti diakibatkan karena adanya ketimpangan. Ketimpangan itu misalnya dalam bidang ekonomi, adanya jurang pemisah antara si kaya dan si miskin yang demikian luasnya. Sehingga keinginan si miskin untuk menikmati juga apa yang dinikmati si kaya demikian besar dan hebatnya. Selanjutnya yang tidak kalah pentingnya yaitu memberikan tuntunan akhlak yang baik, karena dengan mencuri itu tidak akan memberikan solusi , yang harus dilakukan yaitu bekerja dengan lebih giat. Memberikan mereka motivasi-motivasi untuk bekerja lebih giat lagi.
Dimana ada dharma, disana pasti ada kebajikan. Dimana ada kebajikan disana pasti ada keunggulan dan kemenangan. Jadi lakukanlah dharma kita untuk mencapai kebenaran itu, untuk mendapatkan kemenangan dan pada akhirnya kehidupan kita selalu dalam suasana kemenangan dan kebahagiaan. 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar