Senin, 15 Oktober 2012

Dunia Ini Adalah Asrama Kehidupan


Masyarakat Hindu amat beruntung mempunyai banyak jiwa-jiwa yang telah mendapatkan pencerahan untuk menuntun kita sepanjang jalan spiritual. Pengajaran mereka amat dalam dan sungguh kuat mereka penetrasikan ke dalam kesadaran kita dan memberi kita penglihatan batin yang baru tentang bagaimana memaksimalkan kemajuan spiritual dalam hidup ini.
Guru kami, Yogaswami, Jaffma, dari Sri Lanka, memberi kami sesuatu yang berharga ketika ia mengatakan, “Dunia ini adalah sebuah asrama, suatu latihan yang mendasar untuk mencapai moksa, kebebasan.” Pernyataan Yogaswami mempunyai hubungan dengan puisi William Shakespeare “Seperti Kamu Menyukainya.”
Seluruh dunia ini adalah sebuah panggung, dan seluruh manusia semata-mata hanyalah para pemain, mereka punya jalan keluar dan jalan masuk, dan seorang manusia memainkan berbagai peran, ia bersaksi selama tujuh abad.

Ini adalah uraian kata-kata Shakespeare yang disesuaikan untuk menggambarkan arti kata-kata spiritual Yogaswami:
Seluruh dunia ini adalah sebuah asrama, dan seluruh manusia adalah jiwa-jiwa yang agung, melalui pengalaman di dunia mereka menjadi dewasa dalam hal spiritual, dan jiwa mengambil banyak kelahiran, dan dengan demikian ia berkembang untuk bersatu dengan Tuhan.
Mari kita lihat lebih jelas apa maksudnya bahwa seluruh dunia ini adalah sebuah asrama. Asrama…!! Tentu merupakan tempat tinggal dan pusat pembelajaran dari seorang swami atau pembimbing spiritual. Ini adalah tempat di mana kita belajar agama dan membuat kemajuan spiritual diri kita. Ketika kita pergi keluar rumah untuk bekerja, sekolah atau kemanapun, apakah kita pernah berpikir bahwa kita akan ke asrama? Bahwa tindakan kita setiap hari di dalam kantor, perusahaan, rumah sakit, ruang kelas atau tempat lainnya akan membantu kita mengembangkan sifat-sifat spiritual dan membawa peluang untuk mencapai moksa?
Kemunginan tidak. Ketika kita sampai di rumah dan merefleksikan kembali saat itu, apakah kita merasakan bahwa kita membuat kemajuan spiritual ketika berada di luar rumah? Mungkin tidak. Mengapa? Ini karena kita belum melatih untuk melihat jalan kehidupan itu sendiri. Kita terbayang bahwa sebuah asrama adalah sebuah tempat biasa dalam melakukan kewajiban dan merupakan gangguan bagi kegiatan spiritual kita.
Pendapat yang umum adalah apa yang kita kerjakan di dalam asrama, tempat suci yang ada di rumah atau di kuil akan membawa kita menuju perkembangan spiritual, dan apa yang kita lakukan di kantor atau di dalam kelas tidak ada hubungannya dengan kehidupan spiritual.
Pandangan seperti itu tidak terlihat pada jiwa agung seperti Yogaswami. Jiwa-jiwa ini tahu bahwa banyak kemajuan spiritual dapat dilakukan sewaktu kita ada di dunia, jika kita mempunyai pandangan yang benar. Pendekatan ini aku sebut “kehidupan spiritual sehari-hari.” Mari kita bawa konsep ini ke dalam kehidupan, dengan membagi kesempatan untuk kemajuan spiritual ketika terjun ke dunia ini ke dalam dua kategori: menghadapi berbagai tantangan hidup dan menemukan kesempatan untuk melayani.

Tantangan kehidupan
Apakah kamu menginginkan atau tidak, kehidupan akan datang kepadamu. Penuh kebahagiaan, kemudahan, saat-saat yang sulit, hari yang membahagiakan dan yang menyedihkan; semua ini akan datang. Semua ini ada di sana, di dalam karmamu. Itu pasti terjadi. Karena itu kamu tidak seharusnya mencoba dan mengerjakan sesuatu yang lain. Kamu tidak dapat menghindar darinya. Kamu tidak dapat bersembunyi darinya.
Tantangan hidup akan datang kepada kita. Apa yang akan terjadi, pasti terjadi. Tetapi di mana perhatian kita seharusnya? Karena itu pada jalan spiritual adalah pada bagaimana kita merespon tantangan ini. Mengapa? Karena, itu adalah keputusan kita. Sebagai contoh, seorang bayi membuat kita terjaga sepanjang malam dengan tangisannya. Bagaimana kita merespon ini? Apakah ini membuat kita bingung? Apakah kita protes? Atau, apakah kita hanya menerimanya dan meresponnya tanpa kasih sayang? Dalam setiap pengalaman hidup kita mempunyai kontrol atas reaksi itu. Ini dapat menjadi dorongan hati atau kebijaksaan. Ini adalah keputusan kita.
Ketika dituduh melakukan sesuatu yang tidak kita lakukan, bagaimana kita merespon? Ketika kita menghadapi tantangan pada pekerjaan; kata-kata bos yang tak wajar; apa reaksi kita? Kita ingin mengatakan seperti itu juga kepadanya, tetapi tidak mungkin. Jadi, apakah kita pulang ke rumah dan mengatakan itu kepada suami atau istri? Dalam banyak kejadian, kita punya pilihan. Ini bukan tantangan yang datang, tetapi bagaimana kita menghadapi tantangan itu dan menjadikannya sesuatu yang berbeda. Secara emosional kita dapat bertindak tanpa memikirkan prinsip-prindip spiritual. Kita bisa menjadi marah atau sakit hati. Kita bisa sangat khawatir dan menjadi lekas marah.
Atau kita dapat mengambil keputusan untuk mengontrol reaksi emosi yang mungkin kita alami. Kita dapat memutuskan untuk hidup tanpa rasa marah. Kita dapat memutuskan untuk memperkuat kesabaran. Kita dapat memutuskan untuk menjadi lebih dermawan. Itu membuat kita secara spiritual menjadi lebih kuat. Seperti kita mengekang naluri alami kita, jiwa kita bersinar seterusnya.
Dengan kata lain, jika sekarang dan nanti kita menjadi marah, cobalah kendalikan kemarahan itu secara keseluruhan. Jika kita sabar dengan orang yang terlihat menjelaskan sesuatu yang panjang lebar saat mereka dapat menjelaskannya dalam waktu yag singkat, mari kita belajar bagaimana untuk tetap sabar. Mari kita belajar bagaimana menerima penjelasan yang panjang lebar itu sebagai sifat alami mereka.
Ini adalah daftar enam tantangan yang biasa kita hadapai dalam hidup yang memberi kita kesempatan untuk kemajuan spiritual jika kita meresponnya dengan sikap yang bijak dan pengendalian diri.
Tantangan pertama:
Penganiayaan oleh orang lain. Kehidupan memberikan kita pengalaman yang keras di mana kita merasa teraniaya oleh orang lain. Kurang lebih balas dendam atau kebencian, kita dapat memaafkan dan merespon dengan kebaikan.
Tantangan kedua:
Kesalahan diri sendiri. Ketika kita membuat kekeliruan, kita akan terjerumus ke dalam keragu-raguan dan depresi, atau untuk memecahkan bagaimana untuk tidak mengulangi kesalahan itu.
Tantangan ketiga:
Kesulitan dalam pekerjaan. Ketika kita dihadapkan pada tugas yang menguras kemampuan kita, kita dapat mengerjakannya secara minimal hanya dengan yang menurut kita terbaik dengan melihatnya sebagai kesempatan untuk memperbaiki konsentrasi, ketekunan dan ketabahan kita; semua itu akan mempertinggi kemampuan meditasi kita dan semangat dalam diri.
Tantangan keempat:
Emosi yang mengganggu. Ketika kita dibuat bingung oleh pengalaman hidup, kita mengalami penderitaan emosi yang bergolak atau berusaha keras untuk menarik diri sendiri keluar dari itu secepat mungkin.
Tantangan kelima:
Konflik dengan orang lain. Ketika terjadi pertentangan, pertengkaran atau argumen yang serius, kita menjadi dendam dan bahkan mungkin menghindari orang itu atau memecahkan masalah itu dan menjaga hubungan yang harmonis.
Tantangan keenam:
Gosip dan fitnah. Ketika semua itu ada di sekitar kita yaitu gosip, rumor, fitnah, dan tipu daya; kita punya keputusan untuk bergabung atau tidak dan bahkan semua itu sangat terbuka bagi kita, kita jelaskan bahwa kita tidak setuju.

Kesempatan untuk kemajuan spiritual.
Adalah apa yang disebut pelayanan. Di bawah ini, sebuah pengantar, konsep dari Living With Siva yang ditulis oleh Gurudeva, merupakan ilustrasi ide spiriritual sehari-hari yang indah melalui pelayanan.
“Turunlah ke dunia saat ini dan biarkan cahayamu bersinar melalui pemikiranmu yang benar, tetapi ijinkan masing-masing pemikiran mewujudkan dirinya sendiri dalam tindakan fisik yaitu mengerjakan sesuatu untuk orang lain. Angkat beban mereka sedikit dan tanpa mengetahuinya, kamu mungkin mengangkat sesuatu yang membebani pikiranmu. Kamu menghapus dan menyeka kaca pikiranmu sendiri dengan jalan membantu orang lain. Kita menyebut ini Karma Yoga, sebuah praktik yang amat dalam. Melalui pelayanan; sifat egois, individual, wasana (kecenderungan bawah sadar) yang sombong sebagai sifat dasar yang rendah dan begitu kuat; dan banyak kehidupan mengikat jiwa dalam kegelapan. Melalui pelayanan dan kebaikan, kamu dapat membuka pikiran bawah sadar dan mendapatkan sebuah pemahaman yang jelas dari semua hukum kehidupan. Jiwamu akan bersinar terus. Kamu akan menjadi kedamaian itu. Kamu akan memancarkan kebahagiaan batin dan menjadi pelindung yang sesungguhnya, hanya dengan mempraktikkan selalu berpikir, berkata dan berbuat yang baik.”
Ada banyak kesempatan untuk membantu orang lain di rumah, di tempat kerja, di sekolah, di lingkungan sekitar dan di perkumpulan. Kami telah mengembangkan enam cara yang sederhana. Ijinkan saya secara singkat memperkenalkan semua itu.
Kesempatan pertama:
Melihat Tuhan dalam orang yang kita temui. Ketika member salam kepada seseorang, kita berusaha keras untuk melihat dengan cukup dalam ke dalam diri mereka untuk melihat Tuhan, melihat mereka sebagai mahluk yang ber-Ketuhanan berarti mengembangkan diri melalui pengalaman untuk bersatu dengan Tuhan. Sikap kita secara alamiah penuh dengan semangat untuk membantu dan penuh kebajikan.
Kesempatan kedua: 
keikhlasan. Ada banyak kesempatan setiap hari untuk melangkah ke depan dan menawarkan untuk membantu dengan suatu cara yang ada di luar yang kita perlukan. Sebuah sikap pelayanan yang penuh kasih sayang mengurangi ego dan memperkuat identitas spiritual kita. Salah satu sikap spiritual yang penting untuk dilaksanakan adalah keinginan untuk membantu ketika diperlukan, tidak menentang atau menolak, menjadi terbuka untuk membantu yang lain sebagaimana kamu mengerjakan sesuatu untuk dirimu sendiri.
Kesempatan ketiga:
Memberikan penghargaan. Kita dapat mengangkat dan memberikan semangat orang lain dengan ekspresi yang penuh hormat bahwa kita sangat bertrerima kasih atas bantuannya, keramah-tamahannya, sesuatu yang penting di dalam hidup kita.
Kesempatan keempat:
Membantu pendatang. Di dunia kita yang modern, orang sering berpindah-pindah. Dengan demikian ada suatu arus yang kuat dari para pendatang di tempat kerja, di sekolah, di lingkungan sekitar kita dan di tempat suci kita. Mengucapkan selamat datang dan membantu mereka untuk menatap lingkungan yang baru adalah jalan yang luar biasa untuk menjadikan itu sebagai pelayanan.
Kesempatan kelima:
menawarkan keramahtamahan. Setiap orang dapat mencari jalan yang kreatif untuk menjadi ramah di rumah, sekolah dan bahkan di tempat kerja.
Kesempatan keenam:
Memberi semangat dan member pujian. Membuat sebuah keputusan untuk mengucapkan kata-kata yang membesarkan hati dan pujian kepada setiap orang yang kamu temui. Hari-hari mereka akan menjadi lebih cerah karenanya, dan begitu juga dengan dirimu.
Sebagai kesimpulan, memiliki hari yang agung diperlukan, untuk mengartikan lebih dari sekedar mendapatkan bonus dari tempat kerja atau pada sebuah ujian di sekolah. Ini melibatkan kemajuan spiritual yang kamu buat saat itu dengan jalan menghadapi tantangan hidup secara efektif dan dengan jalan membantu dan memberi  penghargaan kepada orang lain.
Keduabelas cara ini adalah sebuah permulaan yang bagus, tetapi sangat diharapkan kamu akan mengembangkan ini sebagai tambahan dalam batin dan datang dari semangat untuk memaksimalkan kemajuan spiritual dari pengalaman dan kesempatan yang dibawa setiap hari. Juga, orang tua dapat mengajarkan anak-anak mereka untuk bersemangat meraih kemajuan spiritual setiap hari di sekolah dengan menghadapi tantangan hidup dan menemukan kesempatan untu melayani.

*Oleh: Satguru Bodhinatha Veylanswami

Tidak ada komentar:

Posting Komentar