Sebagian orang berpendapat dengan benar bahwa " Iman yang benar " adalah lebih baik daripada "Iman yang berdasarkan takhayul". Dan "Iman yang berdasarkan takhayul" adalah lebih baik daripada "Yang tidak beriman sama sekali". Orang yg tidak mempunyai iman sama sekali sungguh sulit untuk tiba di pintu masuk Dharma. Jadi, "Iman yg berdasarkan takhyul" paling tidak merupakan iman awal. Setelah memasuki pintu Dharma dan mendapat "Pengertian", maka "Iman yg berdasarkan takhyul" seseorang secara perlahan berubah menjadi "Iman yg benar". Karena itu, mengenai hal iman, maka "Iman yang benar" lebih baik daripada "Iman yang berdasarkan takhyul" sedangkan "Iman yang berdasarkan takhyul" lebih baik daripada yang tidak percaya sama sekali.
Pada suatu hari seorang guide (hindu) dan tamunya seorang berkebangsaan Inggris datang berkunjung ke Tampak siring. Guide itu berkata, "Saya akan mandi di pancuran yg suci ini". Kemudian ia masuk kedalam air sambil mengucapkan "Om Namah Siwa Ya", lalu menyelam ke dlm air, dan keluar lagi. Ia melakukannya berkali2, dan terakhi ia keluar dari dalam air dengan badan dan hati yg segar. Ia merasakan amat bahagia dan damai, karena memperoleh kesempatan yg jarang untuk mandi di pancuran yg suci.
Si tamu (orang Inggris) itu tertawa dan berkata, "Itu hanyalah H2O. Bagaimana mungkin mendapatkan kebahagiaan yg tidak terucapkan dengan berendam didalamnya?. Itu semuanya hanyalah Takhayul".
Guide itu menjawab, "Biarkan saya dengan takhayul saya sendiri dan engkau dapat tetap melekat pada takhayulmu".
Orang yang sinis hanyalah mendapatkan kebersihan badan, tetapi orang yang percaya juga mendapatkan kemurnian batin.
Sebagian
orang mengaku tidak mempercayai apapun, tetapi ketika kita mendesak bahwa pasti
ada satu hal yang mereka percayai (misalnya uang), mereka akan segera
mengangguk setuju. Uang masih merupakan suatu yang semua orang
percayai, sebab uang itu terlihat mata, tidak seperti kebenaran. Orang terlena
oleh aspek materi dan fisik dari dunia ini dan tidak menyadari aspek yang tidak
terlihat dan halus dari pikiran dan kesadaran.
Karena
itu dalam menjalankan Dharma, kunci yang paling penting adalah mempunyai
"Iman yang benar atau iman kebijaksanaan".
Tidak ada komentar:
Posting Komentar