Kamis, 30 Agustus 2012

Jejak Kaki


Suatu malam, seorang laki-laki bermimpi. Dia bermimpi sedang berjalan sepanjang pantai dengan Tuhan. Di langit ia melihat adegan-adegan dari hidupnya. Pada setiap adegan, ia melihat dua pasang jejak kaki di pasir, satu milik dia, dan yang lain milik Tuhan.

Ketika tiba adegan terakhir dalam hidupnya, ia menoleh ke belakang pada jejak kaki di pasir. Dia melihat banyak kali, sepanjang jalan hidupnya hanya ada satu pasang jejak kaki. Dia juga menyadari bahwa hal itu terjadi saat tersulit dan saat paling menyedihkan dalam hidupnya. Ini benar-benar mengganggunya, dan ia menanyakan hal itu kepada Tuhan. 

"Tuhan, Engkau mengatakan bahwa tidak ada seorangpun yang Engkau lebih benci atau lebih sayangi, dan bahwa Engkau selalu bersama orang-orang yang menyembah-Mu dengan cinta dan kesetiaan. (Gita IX,29) Aku telah memperhatikan bahwa selama masa paling sulit dalam hidupku, hanya ada satu pasang jejak kaki. Aku tidak mengerti mengapa, ketika aku paling memerlukan-Mu, Engkau meninggalkan aku sendirian." Tuhan menjawab,"Anakku, kau adalah jiwaku sendiri. Aku mencintaimu, dan aku tidak akan pernah meninggalkanmu, bahkan jika kau kadang-kadang meninggalkan Aku. Selama waktu percobaan dan penderitaanmu, ketika kau hanya melihat satu pasang jejak kaki, itu karena aku menggendongmu. Jika engkau tertimpa masalah, hal itu disebabkan oleh Karmāmu sendiri. Itulah saat kau diuji agar dapat tumbuh lebih kuat."

Dalam Bhagawad Gita IX.22 disebutkan : "Aku secara pribadi mengurus kebutuhan penyembah-Ku yang selalu ingat dan mengasihi Aku."

Tidak ada komentar:

Posting Komentar