Selasa, 28 Agustus 2012

Pertapa Yang Jujur


Ada seorang pertapa yang hebat, yang terkenal karena selalu mengatakan yang sebenarnya. Dia telah bersumpah untuk tidak berbohong dan dikenal sebagai "Tuan Jujur." Tak peduli apa yang dia katakan, semua orang percaya padanya karena ia telah mendapatkan reputasi luar biasa di masyarakat tempat ia tinggal dan melakukan praktek spiritualnya. Suatu malam, seorang perampok sedang mengejar seorang pedagang untuk dirampok dan dibunuh. Pedagang itu berlari menyelamatkan hidupnya. Dia lari menuju hutan di mana pertapa ini tinggal. Pedagang itu merasa sangat aman karena tidak mungkin si perampok bisa tahu di mana ia bersembunyi di hutan. Tetapi pertapa itu melihat kearah mana larinya si pedagang. 

Para perampok datang ke pondok pertapa dan memberi hormat. Perampok itu tahu bahwa pertapa itu hanya akan mengatakan kebenaran dan dapat dipercaya, maka ia bertanya kepadanya apakah ia telah melihat seseorang melarikan diri. Pertapa itu tahu bahwa si perampok sedang mencari seseorang untuk dirampok dan dibunuh, karena itu ia menghadapi masalah besar. Jika dia mengatakan yang sebenarnya, pedagang pasti akan dibunuh. Jika ia berbohong, ia akan menanggung dosa berbohong dan kehilangan reputasinya. Setiap tindakan yang tidak bermoral dapat membahayakan orang lain disebut dosa. Ahimsā (anti kekerasan) dan kejujuran adalah dua ajaran yang paling penting dari semua agama yang kita harus ikuti. Jika kita harus memilih antara dua, mana yang harus kita pilih? Ini adalah pilihan yang sangat sulit. Karena kebiasaan mengatakan yang sebenarnya, pertapa itu berkata: "Ya, aku melihat seseorang melarikan diri." Jadi, perampok berhasil menemukan pedagang dan membunuhnya. Pertapa itu sebenarnya bisa menyelamatkan hidup seseorang dengan menyembunyikan kebenaran, tetapi ia tidak berpikir dengan baik dan membuat keputusan yang salah.

Tujuan Krishna menceritakan cerita ini kepada Arjuna untuk mengajar Arjuna bahwa kadang-kadang kita harus memilih antara batu dan tempat yang keras. Krishna mengatakan kepada Arjuna bahwa pertapa bersama dengan perampok sama berdosanya karena membunuh. Perampok tidak bisa menemukan pedagang jika pertapa tidak mengatakan yang sebenarnya. Jadi ketika dua prinsip mulia bertentangan satu sama lain, kita harus tahu mana yang merupakan prinsip yang lebih tinggi. Ahimsā memiliki prioritas tertinggi, sehingga pertapa seharusnya berbohong dalam situasi ini untuk menyelamatkan kehidupan. Seseoang seharusnya tidak mengatakan suatu kebenaran yang merugikan orang lain. Tidak mudah untuk menerapkan Dharma (kebenaran) dalam situasi kehidupan nyata, karena Dharma dan Adharma (kejahatan) terkadang bisa sangat sulit untuk diputuskan. Dalam situasi seperti ini, saran ahli harus diminta.

Krishna memberi contoh lain tentang seorang perampok yang mendatangi sebuah desa untuk merampok dan membunuh penduduk desa. Dalam situasi ini, membunuh perampok akan menjadi sebuah tindakan anti kekerasan karena menewaskan satu orang dapat menyelamatkan banyak nyawa. Krishna sendiri, dalam beberapa kesempatan, harus membuat keputusan seperti itu untuk memenangkan perang Mahabhrata dan mengakhiri semua orang-orang yang lalim.

Jangan berbohong, dan jangan membunuh mahluk hidup atau menyakiti siapa pun, tapi menyelamatkan kehidupan adalah prioritas utama.

1 komentar:

  1. nice share gan.
    jangan membunuh mahluk hidup atau menyakiti siapa pun, tapi menyelamatkan kehidupan adalah prioritas utama.
    save planet.
    lakukan hal kecil untuk bumi ini.
    Animal is a friend not Food.
    Love All Serve All

    BalasHapus