Rabu, 08 Februari 2012

BERDOA TAK HARUS MENUNGGU WAKTU

Ada sebuah rumah tangga yang dalam kehidupannya dapat dikategorikan kehidupan kelas menengah, hidup berkecukupan.
Tampak seorang istri yang sangat taat beribadah dan setia pada suaminya seringkali mengingatkan suaminya dan memohon pada suaminya agar mau berdoa sebentar saja dan memuja Tuhan dengan hormat.
Tetapi suaminya tidak pernah mau menurut dan ia berkata, "aku tidak pernah mempunyai waktu untuk itu, sebab dengan berdoa berarti aku akan membuang-buang waktu dengan sia-sia dan berdoa hanyalah baik dilakukan pada saat usia sudah lanjut atau ketika proses lahir dan batin mengalami kemunduran yang wajar.
Berdoa boleh dilakukan bila ada waktu cukup banyak", begitulah perkataan si suami.
Si istri yang saleh ini tidak puas mendengar jawaban tersebut, ia hanya dapat menunggu adanya kesempatan yang lebih baik agar nasihat-nasihatnya mau didengar dan diterima.
Pada suatu ketika si suami menderita  penyakit yang sangat parah dan terpaksa berbaring beberapa minggu di rumah sakit. Para dokter yang merawatnya memberikan obat-obatan yang harus diminum 3 kali sehari untuk mempercepat kesembuhannya, si istri menerima tugas yang dilimpahkan oleh dokter tersebut dan menyimpannya obat itu.
Obat itu hanya disimpan saja, satupun tidak diberikan pada suaminya.
Si suami marah melihat tingkah laku dan sifat istrinya itu yang tidak pernah mau mengalah. Ia menghendaki obat tersebut, tetapi istrinya tetap pada keputusannya. Ketika si sumai bertanya, "Apakah engkau bersekongkol untuk membunuhku?".
Si istri menjawab, "Tunggu, tunggu, mengapa engkau begitu tergesa-gesa ingin segera minum obat?. Biarlah penyakit itu menjadi semakin parah, mengapa terburu-buru?. Perlahan-lahan saja, ada cukup banyak waktu, seperti katamu ketika aku menginginkanmu untuk berdoa dan melakukan "Namasmaranam".
Si suami itu menyadari kebodohannya yang selama ini ia lakukan dan ia pun mulai memperbaiki sikap hidupnya tanpa disadari ia sembuh dari dua macam penyakit yang ia derita.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar