Minggu, 05 Februari 2012

SEORANG PEMUJA YANG BESAR

Pada suatu hari Arjuna bertanya kepada Krishna, "Tuhanku, apakah Engkau memiliki seorang bhakta yang sedekat Engkau dan Aku?"
Sri Krishna sedang berdiri di atas puncak bukit dan berkata sambil menunjukkan seseorang di bawah sana, "Lihatlah, ada seorang laki-laki yang sedang bekerja di sawah itu, pergilah dan temui dia dan ia akan memberikan jawabannya".
Arjuna menemui orang itu yang sedang sibuk memakan rumput kering. Meskipun ia sedang mengerjakan sebuah kebun sayur-sayuran yang menghijau. Arjuna berpikir mengapa Krishna mengirimku kemari pada orang gila seperti ini. Bagaimanapun akhirnya bertanya, "Tuan, apa yang sedang tuan kerjakan?"
Orang itu menoleh dan berkata, "Tidakkah engkau lihat?. Aku sedang menikmati makan siangku".
Arjuna bertanya kembali, "Ada begitu banyak sayur hijau di sini, mengapa tuan memakan rumput yang kering?".

Orang itu menjawab, "Tuhan menciptakan tanaman, binatang dan manusia. Manusia telah memiliki rasa kemanusiaannya, binatang telah memiliki kehidupan binatangnya dan tanam-tanaman telah memiliki kehidupannya sendiri. Aku tidak ingin merusak kehidupan apapun dan menciptakan karma baru dimana aku harus membayarnya kelak. Tuhan Krishna di sini dan aku ingin menyatu dengan Tuhan dalam kehidupan ini. Oleh karena itu aku mengkonsumsi padang kering. Padang kering ini memiliki nutrisi untuk melanjutkan hidupku".
Arjuna terperanjat atas bhaktinya.
Arjuna melihat bahwa orang itu membawa sebuah pedang, ia pun bertanya untuk apa pedang itu. Orang itu dengan cepat menghunus pedangnya dan berkata, "Oh.... Aku sedang menunggu empat orang manusia untuk kubunuh".
Arjuna sangat kaget mendengar jawabannya, ia tidak mengerti mengapa orang ini mau membunuh. Sedangkan orang ini tidak mau memakan sayur hijau, malah membawa sebuah pedang dan mau membunuh 4 orang. Bhakti apa yang dimiliki orang ini? pikir Arjuna.
Kemudian Arjuna bertanya, "Tolong katakan siapa orang pertama yang tuan akan bunuh?"
Ia menjawab, "Aku ingin membunuh Narada".
Arjuna sangat terkejut sebab Narada termasuk bhakta yang luar biasa hebat, seorang pembawa pesan Tuhan yang berkelana. Arjuna bertanya padanya, "Mengapa anda  demikian bernafsu membunuh Narada?".
Ia menjawab, "Narada tidak pernah sama sekali memberikan kesempatan sekalipun kedamaian. Ia secara terus menerus melantunkan nama suci "Narayana, Narayana, Narayana", sebagai akibatnya Tuhan begitu malang tidak diberikan semenitpun untuk istirahat".
Arjuna kembali bertanya, "Siapa orang kedua yang tuan akan bunuh?".
Ia berkata, "Aku ingin membunuh Prahlada".
Arjuna balik bertanya, "Apa, tuan ingin membunuh seorang anak kecil, untuk apa?"
Ia menjawab, "Prahlada telah merendahkan martabat Tuhanku. Ia membuat Tuhanku berubah wujud menjadi setengah singa dan setengah manusia dan masuk kedalam tiang".
" Siapa orang yang ketiga yang tuan ingin bunuh?" tanya Arjuna.
Ia menjawab, "Oh... dia seorang wanita, dia bernama Drupadi".
Arjuna sangat kaget, "Apa....! engkau ingin membunuh  seorang wanita mulia yang begitu dekat dengan Tuhan Krishna?".
Orang itu menjawab, "Pada suatu hari Tuhanku mengambil sejumput makanan, memasukkan ke mulut-NYA. Ia telah mengambil kembali makanan dan menaruhnya kembali ke piring dan buru-buru membantu Drupadi, ketika ia ditelanjangi sarinya. Jadi, dengan kekhawatiran atas Tuhanku saat itu ketika duduk memakan makanan-NYA. Aku akan membunuhnya. Tuhanku yang malang bahkan tidak dapat meniknati makanan-NYA".
Kembali Arjuna bertanya, "Siapakah orang yang keempat yang tuan akan bunuh?"
Ia menjawab, "OH, dia adalah orang yang paling kubenci. Lihatlah dengan pedang ini aku akan memotong tubuhnya menjadi beberapa keping karena ia mengkhawatirkan Tuhanku. Aku tidak pernah melihatnya bahkan aku meminta seseorang untuk menunjukkan kepadaku dimana ia berada dan aku akan membunuhnya".
Arjuna bertanya, "Siapakah orang itu?". Ia berkata, "Ia adalah Arjuna"
"Mengapa tuan ingin membunuh Arjuna?". Tanya Arjuna.
Orang itu menjawab, "Selama 18 hari lamanya Arjuna merendahkan martabat Tuhanku. Ia menyuruh Tuhanku menjadi kusir kereta. Tuhanku harus berada dilututnya dan terus memegang kendali kereta. Dan dengan kakinya menekan bahu Tuhanku dan Tuhanku berkata sambil menoleh ke kanan dan ke kiri, berhenti dan sebagainya. Arjuna telah melecehkan Tuhanku seperti itu, aku paling benci padanya dan aku akan membunuhnya sekarang ini bila aku bertemu dengannya".
Arjuna menyadari bahwa ada seorang bhakta Sri Krishna yang luar biasa hebatnya yang tidak hanya dekat secara fisik. Kemudian Arjuna mendaki ke atas bukit, menemui Tuhan Krishna dan menundukkan kepala dan berkata, "Terima kasih Tuhanku, sekarang aku tahu bahwa engkau memiliki bhakta yang luar biasa hebat"
Tuhan Krishna  berkata kepadanya, "Arjuna, tidak ada seorang manusia di alam raya ini dapat mengukur bhakti manusia manapun. Aku hanya memiliki ukuran itu"

1 komentar:

  1. kalo dipikir, bhakti seseorang itu tidak bisa diukur. itu kembali ke pribadi masing-masing orang.

    BalasHapus