Rabu, 08 Februari 2012

SEMU KE ASLI

Sekarang ini banyak tokoh politik, tokoh agama & masyarakat mengeluarkan pendapat bahwa banyak orang melakukan upacara atau berupakara dengan menggunakan sarana banten mulai menyimpang dari hakikat "Weda", karena melakukan upacara, membuat banten dengan biaya yang amat besar & tidak bisa memaknai kaidahnya sehingga dikatakan berupacara "Semu".
Kalau kita coba pikirkan hal berikut ini, bila berupacara seperti yang disebutkan di atas adalah "Semu & tidak ada gunanya", bukankah mendirikan pelinggih-pelinggih & memuja arca manifestasi Tuhan juga merupakan hal yang "Semu?"

Sebenarnya semua hal di atas, berupacara dengan banten, mendirikan pelinggih-pelinggih & memuja Arca Widdhi adalah merupakan contoh dari metode "Menggunakan yang Semu untuk melatih yang Asli".
Contoh lainnya adalah tubuh fisik kita sendiri yang terdiri dari 5 unsur Panca Maha Bhuta. Untuk mencapai penerangan yang sempurna "Orang-orang yang membina diri" menggunakan tubuh fisiknya yang "Semu" untuk menemukan jati diri yang "Asli". Kita melatih diri kita terus menerus sehingga sifat ketuhanan menampakkan diri. Penekanannya adalah pada "Membina diri"
Sewaktu kita bersembahyang, sepertinya kita memuja obyek-obyek seperti kayu, batu, tembaga atau logam panca datu, namun dengan bervisualisasi bahwa "Manifestasi Tuhan" menampakkan diri beliau dihadapan kita dalam bentuk yang terukir pada arca-arca tersebut, kita sebenarnya melatih diri dengan metode "Menggunakan yang palsu untuk melatih yang Asli"
Ketika kita membuat banten sebagai suatu persembahan kepada Tuhan atau manifestasi Tuhan agar beliau menampakkan diri beliau untuk menerima persembahan kita itu. Bila hal yang sama dilakukan sebagai persembahan kepada roh leluhur, kita mendoakan mereka agar mendapatkan kebahagiaan abadi. Sekali lagi, ini merupakan metode "Menggunakan yang Palsu untuk melatih yang Asli"
Perlu digaris bawahi "Asalkan anda mempunyai pengertian tentang doktrin bahwa segala sesuatunya adalah dari pikiran, maka tidak akan muncul kontroversi".
Membuat banten memang suatu hal yang semu, demikian juga semua Dharmapun sebenarnya "Semu", namun dengan membayangkan bahwa hal tersebut tidak "Semu", maka benar-benar terjadilah bahwa hal tersebut tidaklah "Semu".
Supaya hasilnya menjadi efektif, kita harus mempunyai keyakinan bahwa membuat banten, membikin pelinggih-pelinggih, memuja arca itu adalah suatu yang nyata dan bernilai, karena daya pikir kita itulah maka jadilah kegiatan suatu hal yang nyata & bernilai.
Membuat persembahan banten, membikin pelinggih-pelinggih, memuja arca dan membayangkan wajah beliau, semuanya mempunyai tujuan yg sama yaitu melatih kekuatan kemauan atau pikiran kita.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar