Kemarahan
tanpa kendali akan menghancurkan diri sendiri. Saat seseorang marah, ia
mengaktifkan beberapa kelenjar dalam tubuhnya. Hal ini menyebabkan terjadinya
kelimpahan adrenalin dan beberapa hormon stres yang lain, dengan efek-efek yang
nyata pada fisik Anda. Wajah menjadi merah, tekanan darah semakin tinggi, nada
suara kita menjadi tinggi, pernafasan kita menjadi cepat, detak jantung tidak
teratur dan otot-otot kaki maupun tengan mulai tegang. Seluruh tubuh kita
merasakan perubahan semacam ini. Apabila seseorang sering marah, keadaan itu
akan berulang terus dan pada akhirnya dapat menimbulkan masalah-masalah
kesehatan yang serius. Situasi seperti ini dapat menyebabkan timbulnya
penyakit-penyakit seperti tekanan darah tinggi, stroke, penyakit jantung, maag,
dan lain sebagainya. Karena itu, demi kebaikan Anda sendiri, hendaknya Anda
mengendalikan emosi kemarahan ini.
Ada tiga cara
untuk menangani kemarahan. Yang pertama adalah dengan cara mengekspresikannya.
Para ahli ilmu berpendapat bahwa ini adalah cara yang terbaik. Dengan
menyatakan atau mengekspresikan kemarahan, kita membagi beban pikiran kita
dengan orang lain dan karena beban atau sebagian beban itu terangkat dari kita,
kita lalu merasakan ketenteraman. Pendapat itu memang benar, namun keadaan
semacam ini tidak langgeng. Kita tidak pernah bebas dari kegelisahan. Pada
akhirnya, kemarahan menjadi kebiasaan dan Anda menjadi budak amarah. Anda
menjadi budaknya dan amarah adalah atasan yang kejam. Saya pernah mendengar
tentang seorang ibu yang membakar anaknya hanya karena marah.
Cara kedua
adalah dengan menahan atau menekan kemarahan. Ini pun tidak bagus, karena
menekan kemarahan hanya memaksanya untuk menjadi bagian dari alam bawah sadar
kita, dan dapat membahayakan kita. Cara ketiga dan cara yang benar adalah
dengan memaafkan. Maafkan dan bebaskan diri Anda dari kegelisahan! Setiap malam
sebelum tidur, renungkan kembali sejenak kejadian-kejadian sepanjang hari yang
telah Anda lalui. Apakah ada seseorang yang menipu Anda? Apakah ada yang
menyinggung perasaan atau menghina Anda? Kalau ada, ucapkan namanya dan
katakan, “Sdr. X, saya maafkan Anda.”
Cara yang
paling baik dan paling pasti untuk mengendalikan kemarahan adalah dengan
menyadari jati-diri. Begitu sadar siapa sebenarnya Anda ini, Anda tidak dapat
marah lagi. Karena mengidentifikasikan diri kita dengan badan kasar ini, maka
kita menjadi marah. Kesadaran yang memisahkan menjadi sebab kemarahan. Begitu
Anda sadar bahwa Anda sebenarnya adalah Jiwa Yang Universal, yang berada dalam
diri setiap orang, Anda tidak dapat marah lagi.
Saran Praktis
Kedua. Kembangkan kemauan Anda untuk mengendalikan kemarahan. Sadarlah akan
kegunaan kemarahan. Dalam keadaan marah, mungkin kita tidak menyakiti orang
lain, namun bagaimanapun kita menyakiti diri sendiri. Dalam Bhagawad Gita, kita
baca, “Manusia adalah kawan dan musuh bagi dirinya sendiri.” Sewaktu amarah
memperbudak diri saya, saya menjadi musuh bagi diri saya sendiri. Kalaupun kita
tidak menyakiti orang lain, namun dengan membiarkan racun kemarahan meracuni
darah kita, kita sebenarnya merugikan diri kita sendiri.
Saran Praktis
Ketiga. Pujilah Tuhan atas segala sesuatu yang diberikan kepada Anda. Apakah
Anda pernah bertanya pada diri sendiri: Apa yang menjadi sebab utama kemarahan?
Sebab utama kemarahan adalah mementingkan diri sendiri. Saya ingin sesuatu
terjadi sesuai dengan keinginan saya, namun ternyata tidak terjadi demikian.
Saya menjadi marah. Apabila keinginan kita tidak dapat terpenuhi, kita menjadi
marah.
Saran Praktis
Keempat. Apabila Anda ingin mengendalikan kemarahan, Anda harus mohon bantuan
kekuatan yang Paling Tinggi, yaitu Tuhan. Saran Praktis Kelima. Hindarilah
kejadian-kejadian yang menimbulkan kemarahan. Kapan saja, apabila Anda berada
dalam suatu situasi yang dapat menimbulkan amarah, hindarilah situasi itu.
Saran Praktis Keenam. Jangan tergesa-gesa. Ketergesaan adalah ibu kemarahan,
kebencian adalah ayahnya. Jangan terburu-buru untuk berbuat sesuatu. Jangan
terlalu tergesa-gesa. Sewaktu bekerja, lakukanlah dengan tenang.
Saran Praktis
Ketujuh. Apabila Anda merasakan amarah akan datang, tutup rapat mulut Anda,
jangan dibuka. Kebanyakan problem kita dapat diatasi, apabila kita tidak
membuka mulut. Kita ingin menjelaskan sesuatu, namun dalam proses penjelasan,
kita justru memperuncing masalah. Kebenaran mempunyai cara sendiri untuk
menampakkan. Saran Praktis Kedelapan. Apabila Anda tidak dapat menutup mulut,
sebaiknya bersenandung, menyanyi kecil. Saran Praktis Kesembilan. Apabila Anda
dalam keadaaan marah, minumlah segelas air atau melakukan gerak jalan ataupun
jogging. Yang penting energi emosi yang telah bangkit dalam diri Anda harus
terbakar habis dan Anda akan tenang kembali.
Saran Praktis
Kesepuluh. Hitunglah sampai 10, apabila emosi tetap membara, hitung sampai 100.
Bila sedang dilanda kemarahan lalu mengucapkan huruf-huruf berbicara. Saran
Praktis Kesebelas. Kembangkan humor. Saran Praktis Keduabelas. Kembangkan hati
yang penuh pengertian. Taruhlah diri Anda pada posisi lawan Anda, sebelum
memarahinya. Berusahalah untuk memahami posisinya. Sering sekali, kita mencapai
suatu kesimpulan, yang seringkali salah. (“Bersama
J.P Waswani, Hidup Damai & Ceria”, Anand Krishna, Gramedia Pustaka
Utama, 2002)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar