Senin, 12 November 2012

Kisah Raja Pururawa: sebuah kehendak yang kuat


Pururawa adalah putra Buddha dari dinasti Chandra denga Ila dari dinasti Surya. Pururawa terkenal mempunyai ketampanan seperti Soma, sang kakek akan tetapi mempunyai kebijaksanaan seperti Buddha, sang ayah. Dikisahkan Dewaresi Narada sedang bercerita tentang kebaikan dan ketampanan Raja Pururawa, ketika seorang bidadari cantik Urwasi menjadi jatuh cinta kepada sang raja.

Pada saat Pururawa ketemu bidadari Urwasi mereka saling jatuh cinta. Akan tetapi Urwasi mengajukan dua syarat kepada Pururawa yang berniat mempersuntingnya. Pertama, Urwasi mempunyai kambing kesayangan yang harus dilindungi. Kedua Urwasi tidak boleh melihat sang raja telanjang, kecuali saat mereka sedang bercinta saja. Pururawa menyanggupi dan jadilah mereka suami istri yang bahagia.

Adalah Dewa Indra yang selalu mengganggu ketenangan hidup manusia. Mungkin bukan mengganggu tetapi menguji apakah manusia selalu berada dalam kesadaran, atau sekali waktu masih menuruti pancaindra, pikiran dan perasaannya. Dikisahkan bahwa setelah beberapa bulan, Indra merasa surga menjadi muram dengan kehilangan Urwasi dan Indra berusaha mengembalikan Urwasi ke surga. Pada suatu ketika, sewaktu Pururawa dan Urwasi tidur nyenyak, datang para gandharwa utusan Indra untuk mengambil kambing Urwasi. Sang kambing mengembik karena ditarik dengan paksa. Urwasi berteriak bahwa ada pencuri yang mengambil kambing kesayangannya. Dalam keadaan buru-buru Pururawa mengambil senjatanya dan meloncat keluar dalam keadaan telanjang. Urwasi melihat suaminya dalam keadaan telanjang dan sebagaimana janjinya dahulu, maka dia menghilang. Para gandharwa segera melepaskan melepaskan sang kambing, tetapi Urwasi telah lenyap.

Pururawa sangat berduka, akan tetapi hal itu sebagai pembangkit semangat untuk bertemu lagi dengan Urwasi. Dan kemudian Pururawa bertapa dan mengembara mencari jejak berita dari Urwasi. Pada suatu ketika sang raja bisa bertemu dengan para bidadari dan mendengar kabar bahwa pada akhir tahun Urwasi akan datang selama satu malam sambil menyerahkan putranya. Akhirnya Pururawa dapat bertemu dengan Urwasi yang membawa putranya sebagai obat kerinduan dan juga penerus keturunannya. Tanpa keturunan dari Urwasi maka tidak akan ada dinasti Bharata. Resi Shukabrahma putra Bhagawan Abyasa berkata kepada Parikesit, bahwa Pururawa adalah nenek moyang Parikesit yang juga nenek moyang dirinya. Itulah sebabnya Bhagawan Abhyasa, ayahnya tidak mau tergoda oleh bidadari, karena tidak mau mengalami kejadian seperti nenek moyangnya tersebut.

Kembali ke kisah Pururawa, putra Pururawa dan Urwasi adalah Ayu. Putra Ayu adalah Nahusa. Putra Nahusa adalah Yayati. Putra Yayati adalah Puru. Setelah 14 generasi lahirlah Dusyanta. Dusyanta mempunyai putra Bharata.

Raja Pururawa tidak larut dalam kesedihan setelah ditinggalkan Urwasi. Dia bertapa dan mengembara untuk menemukan Urwasi. Dia tahu bahwa Urwasi telah hamil saat menjadi istrinya. Dia hanya mempunyai satu calon putra mahkota penerus dinastinya dan itu adalah putra dirinya dengan Urwasi. Dia berjuang mencari tahu kapan ada bidadari yang turun ke bumi dan ingin agar mereka menyampaikan pesannya kepada Urwasi agar dia kembali ke dunia bersama putranya. Dia tidak pernah berkeluh-kesah dan bertindak pesimis terhadap kehendaknya. Akhirnya walau hanya semalam, Raja Pururawa berhasil bertemu kembali dengan Urwasi dan Urwasi menyerahkan putranya yang diberi nama Ayu kepadanya. 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar