Pururawa
adalah putra Buddha dari dinasti Chandra denga Ila dari dinasti Surya. Pururawa
terkenal mempunyai ketampanan seperti Soma, sang kakek akan tetapi mempunyai
kebijaksanaan seperti Buddha, sang ayah. Dikisahkan Dewaresi Narada sedang
bercerita tentang kebaikan dan ketampanan Raja Pururawa, ketika seorang
bidadari cantik Urwasi menjadi jatuh cinta kepada sang raja.
Pada saat
Pururawa ketemu bidadari Urwasi mereka saling jatuh cinta. Akan tetapi Urwasi
mengajukan dua syarat kepada Pururawa yang berniat mempersuntingnya. Pertama,
Urwasi mempunyai kambing kesayangan yang harus dilindungi. Kedua Urwasi tidak
boleh melihat sang raja telanjang, kecuali saat mereka sedang bercinta saja.
Pururawa menyanggupi dan jadilah mereka suami istri yang bahagia.
Adalah Dewa
Indra yang selalu mengganggu ketenangan hidup manusia. Mungkin bukan mengganggu
tetapi menguji apakah manusia selalu berada dalam kesadaran, atau sekali waktu
masih menuruti pancaindra, pikiran dan perasaannya. Dikisahkan bahwa setelah
beberapa bulan, Indra merasa surga menjadi muram dengan kehilangan Urwasi dan
Indra berusaha mengembalikan Urwasi ke surga. Pada suatu ketika, sewaktu
Pururawa dan Urwasi tidur nyenyak, datang para gandharwa utusan Indra untuk
mengambil kambing Urwasi. Sang kambing mengembik karena ditarik dengan paksa.
Urwasi berteriak bahwa ada pencuri yang mengambil kambing kesayangannya. Dalam
keadaan buru-buru Pururawa mengambil senjatanya dan meloncat keluar dalam
keadaan telanjang. Urwasi melihat suaminya dalam keadaan telanjang dan
sebagaimana janjinya dahulu, maka dia menghilang. Para gandharwa segera
melepaskan melepaskan sang kambing, tetapi Urwasi telah lenyap.
Pururawa
sangat berduka, akan tetapi hal itu sebagai pembangkit semangat untuk bertemu
lagi dengan Urwasi. Dan kemudian Pururawa bertapa dan mengembara mencari jejak
berita dari Urwasi. Pada suatu ketika sang raja bisa bertemu dengan para
bidadari dan mendengar kabar bahwa pada akhir tahun Urwasi akan datang selama
satu malam sambil menyerahkan putranya. Akhirnya Pururawa dapat bertemu dengan
Urwasi yang membawa putranya sebagai obat kerinduan dan juga penerus
keturunannya. Tanpa keturunan dari Urwasi maka tidak akan ada dinasti Bharata.
Resi Shukabrahma putra Bhagawan Abyasa berkata kepada Parikesit, bahwa Pururawa
adalah nenek moyang Parikesit yang juga nenek moyang dirinya. Itulah sebabnya
Bhagawan Abhyasa, ayahnya tidak mau tergoda oleh bidadari, karena tidak mau
mengalami kejadian seperti nenek moyangnya tersebut.
Kembali ke
kisah Pururawa, putra Pururawa dan Urwasi adalah Ayu. Putra Ayu adalah Nahusa.
Putra Nahusa adalah Yayati. Putra Yayati adalah Puru. Setelah 14 generasi
lahirlah Dusyanta. Dusyanta mempunyai putra Bharata.
Raja Pururawa
tidak larut dalam kesedihan setelah ditinggalkan Urwasi. Dia bertapa dan
mengembara untuk menemukan Urwasi. Dia tahu bahwa Urwasi telah hamil saat
menjadi istrinya. Dia hanya mempunyai satu calon putra mahkota penerus
dinastinya dan itu adalah putra dirinya dengan Urwasi. Dia berjuang mencari
tahu kapan ada bidadari yang turun ke bumi dan ingin agar mereka menyampaikan
pesannya kepada Urwasi agar dia kembali ke dunia bersama putranya. Dia tidak
pernah berkeluh-kesah dan bertindak pesimis terhadap kehendaknya. Akhirnya
walau hanya semalam, Raja Pururawa berhasil bertemu kembali dengan Urwasi dan
Urwasi menyerahkan putranya yang diberi nama Ayu kepadanya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar