Jumat, 16 November 2012

Siwa Purana 3

Bersahabat Dengan Tuhan Om Namah Shiva Ya Jika bersahabat dengan manusia saja sudah begitu terasa bedanya, bagaimana jika kita bisa bersahabat dengan Tuhan? Tentu luar biasa bukan? Ketika manusia yang memiliki kelemahan saja bisa membuat sebuah perbedaan, apalagi Tuhan yang sungguh besar kasih setiaNya. Apakah kita bisa menjadi sahabat Tuhan? Jawabannya adalah bisa.

Dalam ajaran Bhagavad Gita dikatakan ada 4 jalan menuju Tuhan yang disebut dengan Catur Marga/Catur Yoga. Dari keempat jalan itu, Bhakti Yoga dikatakan yang terbaik. Seperti yang disebutkan didalam Siwa Purana, Vidyesvara Samitha III.12 “…Beliau hanya bisa dicapai dengan Bhakti yang penuh, dan tidak akan bisa dicapai dengan cara lain”.

Bhakti yoga ini didalam Bhagavata Purana dibagi menjadi Sembilan atau biasa disebut dengan Nava Bhakti atau sembilan jalan Bhakti; Sravanam (Mendengar nama suci Tuhan), Kirtanam (Memuja Tuhan), Smaranam (mengingat), Pada sevanam (melayani kaki padma-Nya), Arcanam (memuja Tuhan melalui archa/patung) dan Vandanam (memuja Tuhan melalui doa mantram dan stotra), Dasyam (menyembah Tuhan dengan kesadaran sebagai abdi), Sakhyam (bersahabat dengan Tuhan), Atma-nivedanam (penyerahan diri). Didalam Siwa Purana Rudra Samitha II.XXII.22 juga dikatakan ada sembilan jalan Bhakti. Sejak pertama saya mengenal konsep Nava Bhakti, tampaknya konsep yang paling membingungkan adalah “bersahabat dengan Tuhan” . bagaimana kita bisa bersahabat dengan Tuhan, sedangkan kita tak pernah melihat beliau?. Didalam kitab Siwa Purana diuraikan yang dimaksud bersahabat dengan Tuhan adalah bersyukur atas apa yang telah diberikan oleh-Nya, seperti disebutkan dalam sloka berikut: Keyakinan bahwa “apapun yang diberikan oleh Tuhan kepadaku, baik atau buruk, adalah demi kebaikan hamba” adalah karakteristik dari perasaan bersahabat (friendliness) pada-Nya { Siwa Purana, Rudra Samitha II.XXII.32 }.

Seperti lantunan lagu D.Masiv yang digandrungi oleh berbagai kalangan “Tak ada manusia yang terlahir sempurna,jangan kau sesali segala yang telah terjadi, kita pasti pernah dapatkan cobaan yang berat, seakan hidup ini tak ada artinya lagi. Syukuri apa yang ada hidup adalah anugerah, tetap jalani hidup ini, melakukan yang terbaik. Tuhan pasti kan menunjukkan kebesaran dan kuasa-Nya, bagi hambanya yang sabar dan tak kenal putus asa”.

Sloka dan lagu diatas sudah seyogianya diaplikasikan dalam kehidupan sehari-hari. Iklas adalah hal yang utama dan membawa kebahagian "Sa to ād anuttama sukhalābha " (YS 2:42) Ikhlas membawa kebahagiaan tertinggi. "Asteyaprati hāyā sarvaratnopasthānam" (Yoga-Sūtra II.37) Semuanya akan datang ketika (kita) tidak mengingini yang bukan milik diri. Om Tat Sat 

By: Mertamupu (Hukum Hindu)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar