Brahma berkata: “Ia yang dari-Nya kata-kata berasal, yang tidak bisa didekati bahkan oleh pikiran, Ia yang dari-Nya seluruh alam semesta termasuk Brahma, Wisnu, dan Rudra, para dewa lainnya, semua elemen, dan organ indera bersatu pada saat pertama kalinya. Ia adalah Mahadewa, yang maha tahu, penguasa alam semesta. Beliau hanya bisa dicapai dengan Bhakti yang penuh, dan tidak akan bisa dicapai dengan cara lain. (Siwa Purana, Vidyesvara Samitha III.12)
Sloka ini di uraikan ketika para dewa bingung, siapa sebenarnya penguasa yang sebenarnya di alam semesta ini, baik dalam dunia rohani (alam niskala “sorga/ kahyangan, brahma loka”) maupun dunia material (alam sekala “planet-planet dan tata surya lainnya”). Oleh karena para Dewa dan para Rsi di kahyangan bingung maka para dewa dan para Rsi menanyakannya kepada Dewa Brahma, kemudian Brahma menjelaskan, seperti pada sloka diatas. Untuk mencapai beliau yang Maha tinggi hanya satu jalan untuk mencapai beliau yaitu Bhakti.
Hal ini juga sejalan dengan sloka Bhagavad Gita. Dimana disebutkan ada empat jalan untuk mencari Tuhan (Catur Yoga), tetapi beliau hanya bisa dicapai dengan Bhakti Yoga. Bhakti yoga adalah istilah dalam agama Hindu yang merujuk kepada praktik pemujaan dengan tulus ikhlas kepada Tuhan maupun kepribadiannya (cermati konsep Nirguna Brahman dan Saguna Brahman). Memuja Tuhan tanpa motif, tanpa terikat oleh pahala, tanpa tujuan, tanpa permohonan. Hal inilah disebut sebagai Bhakti yoga marga. Memuja Tuhan hanya dimaksudkan sebagai rasa Bhakti dan kewajiban serta pelayanan kepada beliau dengan mencintai/mengasihi semua ciptaan-Nya.
By: Mertamupu (Hukum Hindu)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar